Warung Kopi Bukan Lagi Tempat Berdiskusi

Opini – Pernah beberapa waktu yang lalu aku bercengkrama dengan beberapa teman. Gak terlalu asyik sih, tapi ya bagus menurut-ku. Kenapa…?, ya bagus aja.. Sederhana memang, tapi ya perlu dan patut lah dikaji sedikit demi sedikit. Tentang apa, warung Kopi pastinya, apa lagi…?, tempat yang dulu identik dengan keasyikan bercengkrama, untuk sekedar melepas penat atau menikmati hirupan kepulan asap putih pekat para rokok.

Kata “Ngopi” sedari dulu sudah menjadi primadona bagi para pemuda untuk melepas suntuk, kumpul bareng bersama teman-teman akrab, berdiskusi, atau sekedar untuk ngomongin (berbicara) hal-hal yang gak perting dimalam hari, meskipun kenyataannya di warung Kopi pesenya es teh, es juz, dan es-es lainnya. Ya gak papa…, yang penting tujuan utamanya kan ke warung Kopi.

Kalau dahulu itu, warung kopi menjadi tempat yang mahal, bukan masalah harga kopi-nya, tetapi lebih ke outputnya. Gak jarang dari warung kopi orang yang awalnya gak kenal jadi kenal, orang yang awalnya gak saling sapa jadi saling sapa. Orang yang gak tau apa-apa jadi tau sesuatu, ya… meski terkadang juga cuma jadi tau dan bisa main kartu seh.., ya gak papa…, kan prosesnya memang awalnya disitu.

Jika kita pahami lagi, ilmu itu bukan cuma didapat dari buku, dari sosial media dan atupun dari hal-hal lain. Interaksi dengan orang lain itu juga merupakan sesuatu ilmu yang penting, meski seh memang sederhana. Tapi ya kita harus belajar untuk saling memahami orang lain, kan asyik kalau kita bisa bercengkrama dengan orang-orang disekitar kita. Jadi dimanapun tempatnya gak bakal deh ngerasa kesepian, karena dimanapun berada masih banyak orang-orang disekitar yang peduli dengan kita, hidup gak melulu bersama dunia maya. Coba buka mata, banyak orang yang lebih asik dari dunia maya yang semu. Coba pikir, iyaa kan…??, kalau enggak.., yaa berarti dunia maya sudah menguasai kepribadianmu sepenuhnya. Dan kita berarti kurang bergaul dan bercengkrama orang-orang sekitar. Iyaa gak sih..??, ya gak tau, tanya aja pada diri kita sendiri.

Kemajuan Ilmu pengetahuan dan tehnologi dapat membuat kita hanyut bersama lajur arus jika tidak dapat memilah, memilih dan menyelesaraskan dengan situasi dan kondisi lingkungan kita. Adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi kata mereka yang kritis, “mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat”. Mungkin kata itu kiranya tidak berlebihan jika dilihat realitanya sekarang. Tidak jauh-jauh deh ketika kita kumpul diwarung Kopi, kita bukan lagi asyik menikmati Kopi dan bercengkrama seperti waktu-waktu yang lalu, tetapi lebih kepada asyik dengan Hendphone kita. Meski yang dilakuin gak penting-penting amat, biasanya sih stalking mantan, lihat-lihat foto cowok ganteng atau cewek cantik, ya yang menarik-menarik aja pokoknya, sampai-sampai lupa sama yang didepan, samping dan dibelakngnya, karena saking asiknya. Jadi kalau sudah mulai sadar kapan kita mulai “ngopi” dan bercengkrama lagi…? #y1

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop