Polemik Perubahan Jadwal Wisuda XXXIV

Pengumuman jadwal wisuda ke XXXIV Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Jumat (15/09) lalu, mengalami 3 kali perubahan dalam pelaksanaannya. Semula pelaksanaan wisuda akan digelar selama dua hari, pada Sabtu (07/10) hingga Minggu (08/10). Kemudian berubah, pelaksanaan dimulai pada hari Jumat (06/10) tiga hari dalam pelaksanaan. Sontak, perubahan ini menimbulkan polemik bagi calon wisudawan UTM karena putusan tersebut dirasa merugikan waktu dan finansial.

Berdasarkan surat No. B/3758/UN46.1.1/WA.00.00/2023 Rabu (27/09). Dalam putusan tersebut dilakukan perubahan pada pelaksanaan wisuda, gelaran berawal pada Jumat (08/10) pukul 07.30 WIB yang diikuti 3 Fakultas. Di  antaranya Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Pertanian (FP), Fakultas Keislaman  (FKIS). Tak selang lama, siang harinya surat pengumuman diterbitkan lagi, pelaksanaan diubah menjadi pukul  13.00 WIB. Yang kemudian putusan final sesuai edaran surat No.B/3764/UN46.1.1/WA.00.00/2023 Jumat 29/09 dilakukan perubahan lagi, pelaksanaan gelaran wisuda dimulai Jumat (06/10)  pukul 07.30 dan hanya diikuti 2 fakultas yaitu FEB dan FP.  

Febrian Saputra calon wisudawan Prodi Ekonomi Pembangunan mengungkapkan bahwasanya perubahan jadwal tersebut terlalu mendadak hingga ia harus reschedule keberangkatan orang tuanya untuk menghadiri wisuda tersebut.

“Menurut saya ini terlalu mendadak, saya reschedule jadwal orang tua saya untuk mengikuti wisuda yang diajukan,” ungkapnya (28/09).

Selain itu, Febri juga menyebutkan adanya kerugian yang  dialami calon wisudawan berasal dari luar Jawa. Kebanyakan kerugian tersebut berdampak pada sisi keuangan, seperti pembelian tiket dan booking hotel yang harus direschedule.

“Rata-rata teman di sini sudah memesan tiket untuk orang tuanya berangkat ke Madura mengikuti wisuda. Disisi lain juga sudah membooking hotel, tentu saja ini sangat merugikan teman-teman yang berada di luar pulau Jawa,” tambahnya.

Senada dengan Febri, calon wisudawan Prodi EP, Putri mahasiswa asal Sumatera Utara juga merasa keberatan,  dikarenakan permasalahan transportasi keluarga yang mengharuskan orang tuanya reschedule tiket serta mengurus surat cuti. 

“Orang tua saya harus mereschedule tiket dan mengurus surat cuti,” pungkasnya (28/09).

Putri menyayangkan jika alasan sesak yang menjadikan perubahan jadwal wisuda tersebut, ia menuturkan UTM bukan pertama kalinya mengadakan acara wisuda. Seharusnya melakukan pertimbangan sebelum membuat keputusan, hingga merubah jadwal tanpa adanya pertimbangan dari mana calon wisudawan berasal.

“Kalau cuma alasan sesak sepertinya nggak masuk akal ya, karna kan acara wisuda bukan pertama kali diadakan di UTM ya, apa sebelum membuat keputusan kemarin tidak ada pertimbangan, mengingat wisudawan ini bukan hanya warga lokal,” ucapnya.

Lebih lanjut, Putri berharap jika jadwalnya bisa dischedule seperti semula, dengan mendadaknya perubahan tersebut ia juga meminta pertanggungjawaban atas kerugian dana yang sudah dikeluarkan.

“Kalau boleh jadwalnya dikembalikan seperti semula, sekelas kampus negeri masa ngasih perubahan jadwal semepet ini, ya tidak apa-apa sih mepet, kalau pihak kampus bertanggung jawab atas kerugian dana yang sudah kami keluarkan,” harapnya.

Menanggapi hal tersebut, Yenti selaku sekretaris advokesma BEM KM UTM yang telah melakukan audiensi bersama pihak rektorium. Ia menyatakan bahwa solusi dari pihak rektorium terkait kerugian pembelian tiket dan hotel, yaitu dengan mendata calon wisudawan yang dirasa dirugikan dan dialihkan ke jadwal semula.

“Dari pihak rektorium memberikan solusi misalnya biaya transportasi, saya selaku advokes diminta untuk mendata yang benar-benar urgent dan krusial untuk didata. Lalu dipindahkan wisudanya ke jadwal semula,” tegasnya (29/09).

Ia juga menuturkan alasan rektorium terkait  perubahan jadwal tersebut dikarenakan adanya permintaan dari fakultas yang melebihi batas awal 2000 menjadi 2600 sekian calon mahasiswa. Dan perubahan ini sudah dilakukan selama tiga kali.

“Ditetapkan awalnya pengin dibatasi sampai 2000, ternyata dari fakultas itu masih ada tetap permintaan kaya gitu, permintaan dari fakultas mencapai 2600 sekian. Ini sudah yang ketiga kali,” Lanjutnya.

Dirinya juga menambahkan dalih dimajukannya pelaksanaan di hari Jumat karena pendaftaran CPNS terakhir hari senin, maka dengan pertimbangan tersebut para wisudawan langsung mendapatkan ijazah pada saat wisuda.

“Nah pendaftaran CPNS dan lain-lain itu kan terakhirnya itu hari senin,  kelebihannya itu para wisudawan langsung mendapatkan ijazah pada saat wisuda. Itu menjadi salah satu pertimbangan dari pihak rektorat,” pungkas Yenti.

Saat dihubungi Supriyanto Kabiro BAK selaku Ketua Panitia Wisuda, enggan  memberikan keterangan dan melemparkan ke Achmad Amzery selaku Warek 1 Bidang Akademik.

Namun saat dihubungi, Amzery tidak memberikan tanggapan hingga berita ini tayang. (lay/ngl)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop