Tidak adanya Pesaing Menjadi Penyebab Terjadinya Aklamasi

InkamsLPM – Minimnya minat mahasiswa dalam kontestasi pemilihan umum Electronic Vote (Pemilu E-Vote) menyebabkan kemenangan 4 pasangan calon bupati dan wakil bupati himpunan mahasiswa prodi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis bersifat aklamasi.

Pemilihan 4 calon bupati dan wakil bupati yang bersifat aklamasi atau tanpa pemungutan suara ini dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Manajemen (HIMMAN), Himpunan Mahasiswa Akuntansi Universitas Trunojoyo Madura (HIMAJOYO), Himpunan Mahasiswa  D3 Akuntansi (HIMAAKSI), Himpunan Mahasiswa D3 Entrepreneurship (HIMASHIP). hal ini terjadi karena hanya ada satu pasangan calon (paslon) yang mendaftar di Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas (KPUMF).

Menurut Dr. Yudi Widagdo Harimurti., S.H., M.H selaku Dosen Fakultas Hukum (FH), sistem aklamasi memang selalu ada dalam pemilu. Yudi Widagdo Harimurti mengatakan bahwa pemilihan secara aklamasi yang diselenggarakan oleh kampus menjadi sah asalkan memenuhi kriteria aklamasi yaitu pernyataan setuju yang disampaikan oleh seluruh peserta pemilu tanpa terkecuali.

“Benar tidaknya aklamasi tergantung peserta yang memunculkan aklamasi itu. Jika semua peserta mengatakan setuju maka itu menjadi sah.” Jelasnya dalam keterangan chat WhatsApp.

Sementara itu, Ubaidillah selaku ketua KPUMF menjelaskan bahwa tidak adanya penjelasan secara spesifik yang mengatur mengenai aklamasi ini, baik AD/ART maupun UU E-Vote. Sedangkan di Peraturan Daerah (perda) Pemilu FEB disebutkan bahwa hal-hal yang belum diatur dalam perundang-undangan akan diatur lebih lanjut oleh KPUM.

“belum ada aturan spesifik terkait aklamasi, oleh karena itu KPUM mempunyai wewenang untuk menentukan teknisnya” Ujarnya.

Terkait aklamasi, Istianingsih selaku Bupati D3 Akuntansi periode 2020 mengatakan adanya anggapan dari mahasiswa bahwa pencalonan diri menjadi pemimpin merupakan hal yang berat.

“karena tidak ada yang mencalonkan diri, maka jalan terbaik dengan aklamasi.” Tuturnya     #jq,vda