Sesaat Lebih Jauh Mengenal Ibu Kartini

Opini Lpm Inkams

Opini – Kartini menyuarakan tidak hanya kebebasannya, tapi juga pendidikan kaum pribumi untuk menolak feodalisme yang di terapkan oleh bangsa kita sendiri dan di lestarikan oleh penjajah karena dengan begitu menguntungkan mereka.

Para aristokrat itu haus akan penghormatan, bahkan kartini menceritakan secara detail bagaimana mereka memperlakukan dan bersikap kepada pribumi, mereka harus di sembah. Kaum aristokrat tak mau naik pesawat karena mereka tak dapat melihat apakah pribumi itu tunduk atau tidak ketika mereka lewat. Mereka tak inginkan perubahan, bahkan jika adapun itu harus menguntungkan diri mereka sendiri tanpa harus memikirkan nasib pribumi, mereka suka keadaan ini, dimana yang berkuasa dan berbangsa sampai ke keturunan mereka. Cukuplah nasi putih untuk mereka saja yang ada di meja, tak usah lah memikirkan pribumi yang hanya memakan nasi merah. Toh, walaupun mereka pasrah akan yang terjadi, toh walaupun mereka ikhlas melayani, menghormati, mlaku duduk ngesot pun ini seharus nya tidak terjadi. Karena Kartini tidak suka ini terjadi batin kemanusiaan dan peri kesusilaan kartini memberontak.

Kartini menjerit untuk kita para pribumi. Ingatlah ini jikalau dia di kurung di empat tembok menjulang tinggi walaupun mulutnya di sumpal untuk menyuarakan kebebasan nya dan nasib kami serta untuk menghacurkan sistem feodal yang penyakitan sampai ke akar dan walaupun suaranya tak pernah di dengar bahkan kartini gunjing oleh aristokrat itu kartini tetap teguh hati.

Apalah sekarang setelah kartini pergi, ingin sekali diri ini pergi ke masa lalu untuk menemui kartini, menceritakan bagaimana keadaan sekarang atas apa yang dia perjuangkan. Akankah kartini menangis karena iri ? atau kartini menangis bahagia? Atau kartini menyayangkan ?.

Kebebasan sekarang terlalu melampaui ibu, pribumi lupa perjuangan ibu sampai menyianyiakan kesempatan yang telah tuhan rahmati kepada kita pribumi. Karena perjuangan ibu kami sia – siakan, kami terlalu sibuk mengejar dunia, kami lupa dikau  menginginkan kami berpendidikan agar membangun peradaban. Kami lupa ibu, kami terlalu mencintai dunia ini, mencintai pernak – pernik nya yang menyilaukan sehingga kami tak melihat apa – apa.

 Mungkin kami tak melihat sendiri perjuangan ibu bagaimana kaum aristokrat itu menghalang – halangi kemajuan rakyatnya dan menganggap makhluk paling mulia di kalangan pribumi. Sehingga kami lupa tugas kami, meneruskan perjuangan ibu.

Ibu pasti bersedih hati, melihat kami jatuh kekubangan lumpur ini tapi tentu apa yang ibu perjuangkan membuahkan hasil pula yaitu banyak sekali anak bangsa yang mengarumkan bangsa ini di mata dunia, ibu. Tapi lebih banyak yang tak memanfaatkan sebaik mungkin pendidikan ini, pendidikan yang seharusnya mengangkat derajad kaum pribumi dengan pola pikirnya yang rasional, malah kami gunakan untuk menjatuhkan yang lain ke hal yang tak penting dan terlalu meninggikan hati kami yang perlu banyak belajar terhadap mu.#Rf

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop