Polemik “Nusantara”

Pemindahan ibu kota sudah bukan lagi rencana belaka, Undang-Undang pemindahan ibu kota telah disahkan pada sidang paripurna DPR. Menyambut pemindahan ibu kota baru sejumlah insfratuktur mulai dibangun terutama akses jalan untuk menuju ke pusat ibu kota. Mengingat pemindahan ibu kota ini merupakan proyek mega ambisius dana yang dikucurkanpun sangat besar. Dilansir dari suara.com (20/2) dana yang dihabiskan untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara ini sebesar 501 Triliun.

Sayangnya, seperti proyek pemerintah yang sudah-sudah, pemindahan ibu kota ini menimbulkan banyak polemik terutama terkait kepercayaan publik tentang apakah proyek ini dapat berjalan lancar dan menghadirkan manfaat bagi Indonesia kedepannya. Wajar saja publik menanyakan hal ini, banyak mega proyek pemerintah yang ujungnya semrawut dan tak terurus, sebut saja proyek Hambalang dan Proyek Kereta Cepat yang mangkrak padahal telah menyedot dana yang cukup besar.

Pemerintah, sebagai pencetus ide ini sebaiknya lebih memikirkan secara matang apa saja dampak yang dihadapi setelah ibu kota dipindahkan. Dampak yang dipikirkan bukan hanya dampak positif saja seperti Kabupaten Penajam merupakan kawasan bebas banjir, tingkat ekonomi masyarakat meningkat, serta insfratuktur akan dekat dengan masyarakat. Akan tetapi, pemerintah juga harus memperhatikan dampak negatif yang turut membuntuti, bukan tidak mungkin adanya pembuatan ibu kota baru akan menimbulkan kerusakan lingkungan dan menurunnya daya dukung lingkungan, hal ini mengakibatkan cepat atau lambat banjir juga menggenangi wilayah ibu kota baru, selain itu sudah selayaknya masyarakat yang dekat dengan lokasi ibu kota baru diajak mediasi agar mereka tau apa saja rencana pemerintah kedepannya. Menurut liputan ”Mata Najwa”, Pemerintah Daerah Kabupaten Penajam belum pernah mengajak mediasi masyarakat dengan alasan Pemerintah Daerah menunggu kejelasan dari Pemerintah Pusat, padahal yang menjadi tugas utama adalah Pemerintah Daerah harus mendengarkan apa saja aspirasi warganya dan menyampaikan ke Pemerintah Pusat.

Dari rencana Pemindahan Ibu Kota kita juga melihat eksistensi mahasiswa terutama di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Trunojoyo Madura. Mahasiswa FEB UTM yang merupakan agent of chage seakan masih diam saja dan belum ada meja – meja diskusi untuk membahas masalah pemindahan ibu kota ini. Padahal masalah pemindahan ibu kota dapat dijadikan bahan diskusi yang menggairahkan dengan didampingi secangkir kopi. Mungkin saja untuk saat ini kita sebagai mahasiswa belum mampu memberikan konstribusi bagi pemindahan Ibu Kota Baru. Akan tetapi, sangat besar kemungkinan jika kita bisa melanjutan tonggak kepemimpinan negeri ini. Sebagai generasi pendobrak dan pembawa perubahan polemik terkait pemindahan ibu kota dapat dijadikan pembelajaran, agar nantinya negeri ini dapat berubah ke arah yang lebih baik bukan malah menunjukan penurunan yang dikarenakan generasinya semakin pandai untuk mewujudkan kepentingan pribadi.

Penulis: Firda Ivana Amelia

Ilustrator: Billy Lafi Aula

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop