Pemilihan Tunggal Presma UTM Menimbulkan Protes Mahasiswa

InkamsLPM – pemilihan umum (Pemilu) presiden mahasiswa, wakil presiden mahasiswa, dan Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (DPM KM) yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (KPUM KM UTM) secara dalam jaringan (daring) dengan sistem electronic vote (E-Vote) menimbulkan protes dari beberapa mahasiswa dikarenakan tidak tersedianya kotak kosong pada form pemilu pada jum’at, 18 Desember 2020.

Pemilu presiden mahasiswa dan wakil presiden mahasiswa yang dilaksanakan secara daring dengan sistem e-vote hanya diikuti oleh 1 pasangan calon (paslon) yaitu Ach. Faiq sebagai calon presiden mahasiswa berpasangan dengan  Muh. Lutfi Hidayat sebagai calon wakil presiden mahasiswa.

Pemilu yang dilaksanakan dengan sistem e-vote menggunakan platform google form tersebut hanya menampilkan 1 paslon dengan format wajib diisi tanpa menambahkan pilihan kolom kotak kosong yang dirasa tidak mewakili suara mahasiswa UTM.

Zulfikar mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis merasa kecewa dengan tidak tersedianya kotak kosong pada form pemilu presiden mahasiswa dan wakil presiden mahasiswa. Pihaknya mengatakan tidak tersedianya kotak kosong menunjukkan bahwa tidak ada demokrasi pada pemilu tahun ini. Ia juga menambahkan bahwa adanya kolom wajib diisi tersebut menyebabkan pemilih yang tidak ingin memilih paslon tidak dapat menekan tombol next untuk memilih calon DPM KM UTM.

“pemira hari ini mengecewakan. Kita tidak bisa menekan tombol next jika tidak memilih paslon sehingga kita juga tidak bisa memilih calon DPM KM. Lantas apa gunanya e-vote jika kita diharuskan untuk memilih 1 paslon saja.”  Tuturnya saat dihubungi via WhatsApp.

Tanggapan lain muncul dari mahasiswa program studi (prodi) sosiologi yang tidak ingin disebutkan namanya. Ia menyampaikan bahwa pemilu kali ini sebaiknya tidak diselenggarakan. Karena hanya ada 1 paslon terlebih lagi tidak ada kotak kosong. Menurutnya, hal tersebut menjadi berdampak juga terhadap pemilihan DPM KM.

“jika hanya ada 1 paslon harusnya disediakan kolom kotak kosong. Jadi semisal kita tidak ingin memilih presma, kita dapat memilih DPM KM.” Jelasnya.

Iwan Mahasiswa prodi manajemen juga mengatakan bahwa jika pemilu kali ini sistemnya hampir sama dengan di pemerintahan, seharusnya terdapat kotak kosong untuk menjadi lawan jika hanya ada 1 paslon saja.

“setahu saya kalau meniru pemilu dipemerintahan seharusnya ada kotak kosong untuk menjadi tandingan ketika hanya ada 1 paslon yang mendaftar. Pemilu tadi seperti tidak pemilu karena tidak ada pilihannya, semoga kedepannya bisa lebih baik.” Tutur iwan saat dihubungi via WhatsApp.

Guna konfirmasi terkait dengan keberadaan kotak kosong yang menimbulkan protes, tim reporter LPM Inkams berusaha menggali keterangan baik secara langsung maupun via chat WhatsApp dari pihak KPUM KM serta pihak DPM KM. Namun hingga berita ini terbit, Alfian Faisal Syifa Maulana selaku ketua KPUM KM UTM belum bisa memberikan keterangan apapun dikarenakan masih ada kesibukan. Sedangkan Kurdi selaku ketua DPM KM UTM 2020 juga belum memberikan keterangan apapun dikarenakan slow responding.

#aya,ak

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop