Mahasiswa FEB UTM Serukan Aksi Lawan Intimidasi

InkamsLpm – Seruan aksi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura (FEB UTM) yang mengatasnamakan gerakan solidaritas mahasiswa melawan intimidasi dan kekerasan Koordinator Prodi Ekonomi Pembangunan (Koorprodi EP) dengan tuntutan memberhentikan Koorprodi EP dari jabatannya. Aksi tersebut berlangsung di halaman gedung RKBH pada Senin (25/11).

Massa mulai berkumpul di Gedung FE lama pukul 12:00 kemudian mulai berjalan menuju Gedung RKBH sambil berorasi, menyanyikan lagu totalitas perjuangan dan pekikan teriakan hidup mahasiswa yang biasa di gemakan saat ada gerakan kemahasiswaan. Sesampainya di halaman gedung RKBH korlap mulai berorasi bergantian dengan ketua himpunan Ekonomi Pembangunan dan beberapa yang menamakan dirinya sebagai simpatisan gerakan solidaritas mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).

Menurut press release yang tersebar, kronologi aksi ini dipicu adanya tindakan penarikan kerah baju sampai tamparan yang dilakukan oleh Selamet Joko Utomo, S.E., M.E kepada salah satu mahasiswa saat sharing hearing Prodi EP pada Rabu malam (20/11) di ruang laboratorium sosial B02. Kejadian tersebut bermula ketika hanya dua mahasiswa angkatan 2019 yang hadir di ruangan, sehingga menimbulkan kemarahan dan asumsi Koorprodi EP bahwa ada yang menyabotase serta mengintervensi mahasiswa angkatan 2019 agar tidak ada yang hadir dalam acara tersebut.

Dalam aksinya, massa memberikan 6 tuntutan yaitu:

  1. Sangat menyayangkan tindakan dan perkataan dari Selamet Joko Utomo dan Ahmad Kamil atas kejadian tersebut.
  2. Dekanat harus menghentikan intimidasi yang dilakukan oleh koorprodi EP.
  3. Diberhentikan dari jabatannya sebagai Koorprodi maupun dosen EP UTM karena perbuatan dan perkataan yang tidak pantas terhadap mahasiswa.
  4. Tindak tegas pelaku kekerasan.
  5. Jika permasalahan ini tidak mampu diatasi atau diselesaikan oleh pihak fakultas maupun universitas maka dari pihak korban akan membawa kasus ini ke ranah hukum.
  6. Meminta Selamet Joko Utomo untuk keluar dari grup kelas angkatan 2019 dikarenakan pesan Whatsapp dari beliau yang kurang pantas dan membuat para mahasiswa tidak nyaman.

Menanggapi hal tersebut, Selamet Joko Utomo meminta maaf kepada mahasiswa yang bersangkutan. “saya tidak ada maksud mengintimidasi kalian karena kemarin malam memang tidak ada perwakilan dari angkatan 2019 yang menghadiri acara resmi dari EP. Kepada dua orang yaitu Johan dan Nouval dengan rendah hati saya secara pribadi dan Koorprodi meminta maaf yang sebesarnya, itu di luar kendali saya,” ujar Joko saat menemui massa aksi.

Najib Muttamam selaku salah satu orator menyayangkan adanya kejadian tersebut. “tidak sepatutnya kejadian itu dilakukan oleh Koorprodi, ya sangat menyayangkan dan turut prihatin. Saya harap tidak terjadi hal seperti ini lagi. Ini pembelajaran bagi kita semua untuk menghargai sesama manusia,” ucapnya.

Saat ditemui oleh reporter LPM Inkams usai audiensi dengan pihak dekanat, Fahmi selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan (HMP EP) serta Nouval dan Johan selaku Koordinator Lapangan (korlap) menolak untuk memberikan keterangan terkait aksi yang dilaksanakan. Alasan yang diberikan berbeda, Fahmi mengatakan bahwasannya kejadian ini tidak ada sangkut paut dengan dirinya sehingga dia tidak mempunyai hak untuk memberikan tanggapan. Sedangkan Johan menolak memberi keterangan karena menurutnya ini masalah pribadi.

A Yahya Surya Winata selaku pembantu dekan bidang kemahasiswaan memberikan tanggapan ketika aksi berlangsung “saya memohon maaf kepada mahasiswa yang menjadi korban kekerasan fisik. Saya selaku perwakilan pimpinan akan melakukan proses sebagaimana yang telah berlaku di undang – undang. Secepatnya akan kami tindak lanjuti. Saya mohon kepercayaan dari teman-teman mahasiswa,” tegasnya. #Apr/Les

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop