HUJAN
Rindu tertitipkan pada rintik hujan yang bersiul mesra
Memecah keheningan di hina dina
Aku percaya angin malam ini sedang genit-genitnya meruah jiwa
Aku percaya kunang malam ini lagi puncak-puncaknya memesona sorga
Apakah langit lagi kasmaran dengan bumi?
Hingga hujan terbahasakan lewat puisi
Ataukah laut tak kuasa merindu belaian sungai
Hingga mawar sang tawar membius asin yang terjeruji
Belum jangkap sehari semut-semut merapal mantra
Kendati tak seluruh bias topeng terbuka
Dengan terbata-bata mereka mendengung
Dengan terisak-isak mereka mendengkur
Wahai rumah kekekalan manusia
Sudikah kau mengamini kami
Bila kami menghamba lantaran esa
Sudahkah Kau paham tabiat ini
Melipatgandakanmu dengan kesejahteraan semu
Oh istisqa’
Allahumma inna nastaghfiruka
Innaka kunta ghaffara
Fa arsilissama’a ‘alaina midrara
Oleh: Muhammad Zaki Wahyudi
Prodi Manajemen, Universitas Trunojoyo Madura
Leave a Reply