Buronan Perasaan

 

“Bruaaaak…. Byuuuuurrr….. ”

Suara sepeda ontel yang jatuh ke genangan air hujan di jalan menuju kampus. Spontan menghentikan langkah santai Fitri, mahasiswa cantik yang tergerai indah rambutnya, berkemeja biru cerah tampak elegan dengan bawahan hitam yang dikenakannya dengan tas ransel kecil dipunggungnya. Antara bingung ingin membantu dan terus melangkah pura-pura tak tau. Dan akhirnya dia terus melangkah dengan tempo agak terburu-buru sambil mengikat rambut warna senada dengan bajunya. Alibi agar dapat kabur secepatnya dari situasi yang harus menimbulkan pilihan.
“Semoga dia tak melihatku, semoga dia tak melihatku” gumamnya dalam hati.
Namun Tanpa sadar dia menjatuhkan kunci yang ada ditangannya, saat tangan nya meraih dan mencoba mengikat rambutnya. Di sepanjang jalan menuju kampus pun dia terus berfikir tentang mahasiswa tadi, mahasiswa yang mengenakan jaket BEM namun entah fakultas apa dia. Rasa bersalah mengacuhkan orang yang sedang kesusahanpun menghantui setiap langkahnya. Hatinya pun tak karuan, sampai dia tak sadar ada aorang yang menyapanya.
“Salah sendiri kenapa nggak hati-hati, uda tau ada lobang genangan , maen ditabrak aja”
“Tapi coba deh bayangin kalo kamu diposisi dia, gimana cobak?”
“Lagian si buru-buru keliatan banget kalo hidupnya berantakan, ngatur waktu aja kagak bisa!!”
Tanpa disadari hatinya terus berperang, antara membenarkan dan menyalahkan dirinya. Dengan kaki yang terus melangkah mengimbangi tujuannya untuk sampai kekelas.
“Fiit….. !!! ” panggil Sera sambil menepok pundah Fitri
“Kucing ikan asin!!!!” Suara latah terkejut Fitri, yang membuat Sera teman sekelasnya heran
“Dipasar sono banyak,,,, Apaan si kamu fit”
“Nggaaaak…. yok masuk kelas… !” Jawab Fitri yang berusaha menenangkan diri.
Sera pun tak melanjutkan pertanyaanya karna dosen sudah nampak dari lorong ujung kelas.
“Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia” Suara lembut pak Tofa yang mencoba menjelaskan mata kuliah filsafat dengan penuh keyakinan bahwa semua mahasiswa dikelas akan memahaminya.
Namun bak alunan syair di tengah malam, membuatnya semakin kacau tak fokus memperhatikan apa yang dijelaskan. Raganya memang didalam kelas mengikuti kuliah tapi pikirannya terlampau jauh memikirkan mahasiswa itu, mahasiswa yang tak dia kenalnya. Fitri terus membayangkan ketika dia terburu-buru, lalu jatuh ke genangan air. Bukan saja sakit yang didapat tapi juga malu tak terkira.
“Ahhh….. sudahlah!” Gumam hatinya menguatkan.
Hari ini tepat hari selasa dengan 2 mata kuliah dengan selang waktu yang berbeda. Jam 7:00-9:30, dan 11:00-12:30. Seperti biasa pak Tofa keluar kelas tidak sesuai dengan jam yang telah ditenukan. Hal itu menjadi kesempatan untuk fitri mempromosikan Online shopnya kepada teman-teman nya. Fitri termasuk dalam kategori mahasiswa yang mempunyai bakat mempengaruhi para konsumennya, sehingga pelangganya semakin hari semakin bertambah. Tak heran, bakat itu diwarisi dari ibunya. Sehingga dalam usahanya dia termasuk sukses dari pada teman-temannya yang lain yang mempunyai online shop serupa.
“Fit gue haus kekantin yok, tapi kantin dideket air mancur aja, sekalian cuci mata” ajak sera,
Sera adalah teman pertamanya saat berada dikampus, karakternya yang easy going membuatnya mampu berteman bak pinang dibelah dua ini sampai 4 semester lamanya. Mereka selalu kompak dalam melakukan hal bersama. Dimana ada sera disitu ada fitri.
Dengan waktu lima menit berjalan mereka sampai di kantin yang dituju. Kantin yang biasanya tempat nongkrongnya Rehan. Rehan adalah anak fakultas teknik, mahasiswa dengan prawakan tinggi putih, matanya agak sipit layaknya anak yang berketurunan cina pada umumnya. Dan seperti yang dapat diprediksi dia adalah gebetan Sera dari semester 2, walaupun Rehan telah mempunyai pacar serapun tetap menyukainya.
“Tuh Rehan di pojok sono nooh… ” ucap fitri sambil duduk dikursi
“Sssttt… jangan keras-keras napa, kalo dia tau gimana, mau ditarok mana mukaku!” Bisik sera
“Bertepuk sebelah tangan sudah biasa…….” senandung fitri sambil sambil tersenyum mengabil minum di meja agak ditengah.
“Lu ya … ngejek mulu sebatas kagum doang kagak lebiih kalik, kayak lu punya pacar aja fitt….. dasar jones” jawab sera sabil melirik ke arah Rehan.
“Mampus deh mampus, mampus!!” Ucap nya spontan
“Napa?” Tanya sera penasaran
“Kasinan ni minuman, ” jawabnya nggak jelas diem entar gue critain sambungnya dengan berbisik.
Fitri mulai menundukkan kepalanya dengan terus menyedot minuman didepannya. Nampak dari ujung pintu masuk mahasiswa memakai kemeja kotak-kotak berwarna abu-hitam berjalan menuju etalase dikantin.
“Allah Tuhan semoga dia tak tau, tak mengenaliku! Kalau dia tau hancur sudah reputasiku, janji besok puasa 3 hari Allah, selamatkan aku. Pasti dia berfikir aku cewek tak punya hati, tega ninggalin orang kesusahan tanpa di peduliin, malah ngacuhkan ” Ucapnya dalam hati, yang membuat wajah fitri pucat gelisah.
Kamu yang tadi pagi lewat jalan barat sanakan?, yang ada genangan air itu deket fakultas hukum? suara yang tak terhindarkan bagai petir ditelinga fitri.
Eh kamu yang jatoh tadi ya, ada apa ya? jawab fitri dengan mencoba menampakkan wajah tenangnya, padahal hatinya berkecamuk ketakutan.
kamu nggak ngrasa kehilangan sesuatu ya!!
nggak , nggak ada yang hilang kok,,,,eh uda jam setengah 11 nih ada kelas,maaf ya jawab fitri dan melihat jam berwarna cream dilengannya tanpa mengecek barangnya di tas, kemudian bergegas pergi menggandeng sera.
eh tunggu-tunggu, kali aja kamu kehilangan sesuatu ni nomerku ucap mahasiswa tadi dengan ramahnya.
Dalam hati fitri (Sok kecakepan banget si ni anak ngasih nomer hp pula siapa juga yang butuh, kenal aja enggak)
oh iya… jawab fitri sambil meraih secarik kertas tersebut sambil memasukkannya kedalam tas dan melanjutkan langkahnya.
Langkah kakinya bergitu tergesa, seolah dia akan dikejar polisi. Di sepanjang jalan menuju kelas Sera tak henti-hentinya bertanya apa yang sedang terjadi dengan fitri. Dan akhirnya dia menceritakan apa yang terjadi hari itu dan segala perasannya yang menghantui nya setiap menit.
Jahat banget si lu fit, nggak ada orang, nggak ada yang nolongin, lu tinggal pergi dasar lu… ujar sera menambah hati fitri tak tenang.
***
Jam menunjukkan pukul 12:40, Fitri dibonceng sera menuju kosannya. Memang mereka bersahabat tapi tidak dalam satu kos yang sama. Sera lebih memilih tinggal di rumah bibinya yang memang juga tak jauh dari kosan fitri. Sesampai di kosan dia memcoba mencari kunci kamarnya di dalam tasnya. Mengeluarka isi tas dilantai. Tapi alhasil tak ada kunci apapun ditasnya kecuali kunci sepeda motornya yang sedang ada dibenkel karna bannya bocor.
“Ya Allah ,,, Kunci ilang!!! teriaknya, sambil mengingat-ngingat diamana dia meletakkan kunci kosannya.
Didalam benaknya dia menyalahkan dirinya sendiri, bak jatuh terkena tangga pula. Uda malu, mau dibantu eee malah nolak begitu saja, sadarnya. Untungnya dia masih menyimpan nomor yang di berikan mahasiswa tadi, tanpa berfikir panjang dia segera memastikan dengan menghubungi nomor tersebut.walaupun dengan hati yang berdebar dia tetap menghuubunginya.
tuuuut…. tuuuut…. tuuut….. hallo,siapa ya? suara itu tiba-tiba melemahkan fitri, seolah tiada daya untuk berbicara
“Ma ….af sebelumya, ini dengan mahasiswa memakai baju kotak-kotak abu-hitam dikantin tadi jam 9an bukanya? jawabnya dengan agak gugup.
ooo… mbak yang pakek kuncir biru tadi ya, iya mbak ini saya, ada apa ya mbak
gini mas kunci saya hilang, apa maksud mas tadi kunci saya ya? jelasnya
iya mbak , akhirnya mbak sadar juga, kalo kuncinya ilang, iya mbak saya ada dikampus, kita ketemu aja di kantin tadi ya mbak, sini aja ngambil kunci, maaf nggak bisa ngantar ketempat mbak nya soalnya lagi ada kerja kelompok,,
Entah mengapa suara itu menjadi selembut eskrim vanila yang menenangkan hati bagi fitri. Fitri mengiyakan, dan segera meminjam motor temannya dan menuju kantin yang dimaksut. Dia duduk menunggu di kursi pojok ditemani jus alpukat yang penuh dengan susu coklat. Bayangan rasa malu dan bersalahnya sangant mengganggunya. Dia merasa menjadi buronan kegelisahan. Jatuh dan jatuh amat dalam perasaan kemungkinan- kemungkinan yang akan terjadi. Malu atau dipermalukan, sungguh rasa yang sangat mengganggu.
“ Hai!! Uda lama nunggu… sesosok mahasiswa dengan hidung mancung itu membuat fitri tiba-tiba terdiam dan berhenti dalam bayangan-bayangannya.
Eh nggak baru 5 menit kok jawabnya sambil membetulkan posisi duduknya.
ini kuncinya, maaf tadi nggak langsung ngasih , takut salah orang aja, namaku andre dari fakultas teknik, kamu fitrikan? jawabnya sambil mengulurkan tangannya
(duh,,, dia tau namaku lagi ujarnya dalam hati) eh iya nggak usah minta maaf, aku yang maaf. Dan ya aku fitri dari fakultas ekonomi jawabnya sambil menerima jabatangan andre dalam suasana yang amat canggung.
Semua terjadi begitu saja dan perasaan resah hilang begitu saja. Pada akhirnya mereka berteman walaupun terkadang fitri menghindar karena malu. Andre bercerita tentang kejadian pagi itu karna mobilnya mogok ditengah jalan dan meminjam sepeda tukang bengkel yang tak dikuasainya. Dan dia mengangga bahwa waktu itu fitri memang sedang buru-buru tak mampu untuk membantunya. Dan semua membaik dengan waktu yang terus berjalan. KL

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop