Tatanan New Normal dan Perubahan Kehidupan Di Tengah Pandemi Corona

Pandemi Corona Virus Disease-19 (Covid-19) yang muncul di Indonesia sejak pertengahan Maret 2020 dan masih bertahan hingga Juli 2020 kini telah memporak-porandakan kehidupan manusia, mengubah tatanan hidup manusia, menjadikan usaha-usaha menjadi rugi atau bahkan gulung tikar. Tak hanya itu, namun juga menjadikan mental manusia menjadi terganggu karena memikirkan dampak-dampak yang telah ditimbulkan.

Usaha untuk mengatasi serta mengurangi penyebaran virus corona ini diantaranya dengan Social Distancing, Physical Distancing, Work From Home (WFH), Learn From Home (LFH), bahkan sampai dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) adalah salah satu cara untuk mengurangi pandemi Covid-19 ini. Praktik dari PSBB ini adalah dengan melakukan check point dibeberapa titik kota sehingga tidak sembarang kendaraan bisa keluar masuk ke dalam wilayah yang melakukan PSBB tersebut. Beberapa provinsi di Indonesia telah melakukan PSBB. Provinsi DKI Jakarta telah melakukan PSBB sejak 10 April 2020 sedangan Provinsi Jawa Timur di Kota Surabaya menerapkan PSBB pada tanggal 29 April 2020. Pelaksanaan PSBB di Kota Surabaya yang berakhir pada 8 Juni 2020 nampaknya tidak berdampak besar terhadap penyebaran Covid-19 karena jumlah pasien positif di Surabaya semakin bertambah saja.

Virus corona yang semakin berkembang di Indonesia dibuktikan dengan banyak sekali kasus seseorang yang positif terinfeksi corona semakin bertambah. Dikutip dari Tirto.id Masyarakat harus mulai menjalani pola hidup “New Normal” dan diminta berdamai dengan virus Corona hingga vaksin tersebut ditemukan. Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa masyarakat harus hidup berdampingan dengan virus selagi vaksin belum ditemukan.  “Sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan.”

Munculnya prediksi-prediksi masyarakat tentang diberlakukannya Normal Baru (New Normal) ternyata memang perlahan sedang diwujudkan oleh Pemerintah Indonesia. Tatanan kehidupan dengan New Normal akan mengubah kebiasaan-kebiasaan masyarakat. Penggunaan masker saat ini bukan hanya digunakan sebagai penyamaran atau agar terhindar dari sinar matahari secara langsung, namun untuk menghindari hidung dan mulut dari bakteri dan virus yang ada. Membiasakan diri dengan  Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus selalu selaras dengan diberlakukannya kehidupan New Normal ini.

Dikutip dari tirto. Id, Pemerintah Indonesia telah memberitahukan tatanan baru atau penanganan guna menangani masalah Covid-19. Achmad Yurianto mengatakan, masyarakat harus menjaga produktivitas ditengah pandemi virus corona dengan tatanan baru yang disebut new normal. “Sekarang satu-satunya cara yang kita lakukan bukan dengan menyerah tidak melakukan apapun, melainkan kita harus jaga produktivitas kita agar dalam situasi seperti ini kita produktif namun aman dari COVID-19, sehingga diperlukan tatanan yang baru”.

Penerapan kehidupan New Normal yang dimaksud disini adalah dengan mengikuti anjuran protokol kesehatan. Dengan rutin mencuci tangan dengan sabun, memakai masker saat keluar rumah, menjaga jarak aman dan menghindari perkumpulan. New normal sudah dilakukan dibeberapa tempat yang sudah mengakhiri masa PSBB. Namun apakah PSBB yang berlaku selama ini tidak dapat mengurangi dampak covid? Sehingga memunculkan penanganan baru untuk menguranginya. Selanjutnya silakan pembaca menyimpulkan sendiri jawabannya.

Penerapan kehidupan New Normal ini juga sudah dilakukan dibeberapa negara yaitu Italia, Belgia, Prancis, Jerman, Korea selatan, dan Vietnam. Namun perlu kita ketahui, bahwa negara-negara tersebut memiliki kedisiplinan yang tinggi sehingga New Normal mampu mengurangi pertambahan korban Covid-19. Maka penerapan New Normal ini dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat.

Diberlakukannya New Normal ini dimaksudkan agar masyarakat tetap produktif agar mampu menjalani kehidupan seperti sebelumnya. Karena seperti kita ketahui kemunculan virus corona ini membuat banyaknya masyarakat terkena PHK sehingga hal ini juga akan berdampak buruk bagi perekonomian.

Harapan-harapan terhadap kehidupan New Normal ini sejatinya harus siap dengan kenyataan. Kehidupan New Normal memang bisa mendorong perekonomian meskipun mungkin akan sangat lambat. Selain itu, efek dari New Normal ini juga tidak akan instan sehingga tidak bisa langsung mendorong laju pertumbuhan ekonomi selanjutnya.

Meskipun kehidupan normal baru telah dilakukan, pemerintah dan masyarakat Indonesia perlu berhati-hati ketika membuka kembali aktivitas sosial dan ekonomi. Sebab sejak mulai diberlakukanya kehidupan New Normal dibeberapa wilayah menyebabkan pasien positif corona meningkat. Sebagaimana diketahui pada tanggal 9 Juli pasien positif berambah 2.657, pada10 Juli pasien positif bertambah 1.611 kasus, 11 Juli bertambah sebanyak 1.671 kasus, bahkan hingga 25 Juli mencapai 1.868 kasus. Maka jangan sampai dengan mulai diberlakukannya kehidupan normal baru ini bisa menjadi kemunculan virus corona yang semakin parah sehingga semakin memperburuk keadaan ekonomi dan sosial pada masyarakat.

Oleh: Alvyn Syahru P.

Mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Trunojoyo Madura

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop