Pecahnya suara sang jantan
Membawa alam sadarku bangkit
Bergelantungan beningnya embun
Menyapa wajah sayup tak berdaya
Diangkat tangan yang berat dengan dosa
Tersungkur sujud dengan tetes air bening dari mata.
Bangkit dan sadar tak ingin ku beranjak pergi
Ini lah kenyamanan yang tak diragukan lagi
Meluapkan isi hati, demi terhapusnya gelisah dalam diri.
Gemuruh tangisan serta jatuhnya penyesalan bagai pasir pantai yg berbutir putih, sejuk dalam diri bak panas pasir terhempas dg cairan doa yg menyelimuti.
Tuhan.. Ijinkanku mendekap dan menggapai masa depanku
Ridhoi setiap jengkal langkah diriku yg lemah namun berharap penuh padamu.
Betapa murkanya diri jika tak nampak berkah darimu atas nikmat ini
Aku mengakui keagunganmu. . . .
Nh/DtN
Leave a Reply