MADURA REBORN (Spesifik Tembakau)

Oleh: A. Sofwan

Madura merupakan daerah yang terdiri dari 4 kabupaten yang sama-sama memiliki sumber daya alam yang melimpah. Namun, dari daerah tersebut cara pengolahan sumber daya alamnya berbeda-beda, sumber daya alam yang diolah menyesuaikan pada keadaan yang ada disekitar lingkungannya. Seperti kota sumenep yang dijuluki kota keris, kota Pamekasan ialah kota pendidikan, kota Sampang adalah kota sate dan kota Bangkalan adalah kota sapi. Dari semua kabupaten tidak semuanya bisa memanfaatkan sumber daya alam dengan baik, apabila semua kabupaten bisa mengoptimalkan semua sumber daya alam, maka banyak sektor yang dapat dipengeruhi secara positif seperti sektor ekonomi, pertanian, garam, wirausaha dan sektor-sektor lainnya. Jika dilihat dari sektor ekonomi madura masih fluktuatif keadaan perekonomiannya. Zaman dulu para penjajahan masyarakat madura sepertinya tidak mengalami gangguan dalam sektor ekonomi. Mereka memanfaatkan sumber daya alamnya dengan memikirkan banyak ide bagaimana sumber daya alam bisa bertahan lama. Perbedaan pada jaman sekarang cukup berbeda pada beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaaan masyarakat madura zaman dulu dan zaman sekarang, karakter masyarakat yang agamis, pola hidup, dan juga kemampuan (skill).

Pada kenyataannya, alam Madura cukup untuk memenuhi masyarakat non-madura. Sedangkan masyarakat Madura sendiri berbeda dalam tatarannya. Contohnya dalam bisnis tembakau, pengusaha-pengusaha yang medominasi di Madura ialah masyarakat pendatang dan untuk masyarakat madura sendiri sebagai petani tembakau, hasil yang diterima lebih sedikit dari pengusaha. Madura kaya tetapi kata kaya tidak sesuai dengan keadaan masyarakat madura. Rata-rata masyarakat madura perekonomiannya masih menengah kebawah. Ekonomi masyarakat madura miskin ketika diukur melalui uang. Namun, perekonomian masyarakat madura cukup kuat untuk menghadapinya.

Perekonomian madura mulai merata ketika masysrakat madura mengenal yang namanya tembakau, ketika menyebut nama secara tidak langsung Madura memiliki tembakau madura. Hal itu terjadi karena tembakau adalah bagian dari masyarakat Madura yang selalu diharapkan oleh seluruh masyarakat Madura. Musim tembakau seperti musim keemasan bagi masyarakat Madura. Sebab, musim panen tembakau rata-rata masyarakat sangat senang sebab hal itu akan mendapatkan uang yang lumayan banyak dari hasil penanaman tembakau. Tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari daun tanaman dari genus Nicotiana. Tembakau dapat dikonsumsi, serta digunakan sebagai pestisida, dan dalam bentuk nikotin tartrat dapat digunakan sebagai obat. Jika dikonsumsi tembakau bisa dibuat menjadi rokok. Tak heran tembakau menjadi pilihan dan harapan oleh masyarakat dengan adanya musim tembakau mereka menjadikan musim yang momentum dan sangat diharapkan. Petani tembakau rela membanting tulang untuk mendapatkan hasil tembakau yang memiliki kualitas dan mutu yang baik.

Penanaman tembakau madura dimaksudkan untuk menghasilkan tembakau rajangan sebagai bahan baku rokok kretek yang dipasarkan secara bebas oleh petani. Mutu tembakau yang dihasilkan harus sesuai dengan mutu yang diinginkan konsumen. Mutu tembakau madura seperti tembakau lainnya, tidak dapat di ukur secara pasti karena keputusan terakhir penetapan mutu selalu didasarkan pada ukuran sensori (aroma, rasa, elastisitas, dan warna) (Tirtosastro et al., 1995).

Meskipun demikian petani tembakau akan berhadapan dengan tengkulak dan pengepul yang terkadang langsung ke gudang pembelian yang merupakan perwakilan dari pabrik rokok. Yang terjadi penentuan harga sepihak ketika pengepul turun langsung ke masyrakat karena standart mutu yang telah diadakan oleh instansi yang terkait yaitu lembaga tembakau, adanya persaingan yang kurang sehat antara pembeli tembaku, terkait saat buka dan tutupnya gudang-gudang pembelian termbakau dimasing-masing tempat di informasikan terlebih dahulu.

Peristiwa yang terjadi di daerah Madura ketidakstabilan harga tetap berlangsung hingga sekarang. Musim yang sangat di harapkan oleh masyarakat Madura saat ini sudah memulai memudar dengan harga yang ketika turun jauh dari harga sebelumnya. Hal itu yang tidak menjamin masyarakat akan tetap pada pengharapan musim tembakau. Masyarakat Madura untuk akhir-akhir ini sudah memulai atau merintis usaha baru dengan harapan bisa menjadi payung ketika musim tembakau. Ada beberapa pernyataan dari masyarakat Madura khususnya petani tembakau.

pak kades : satia rea conk sajen malarat nyare pesse !
saya : mak dek iyye num ?
pak kades : iye jek rengan repot conk bilelah bekoh begus argena ampo salbut bilela argena beko tenggi cuacanha salbut, ye oreng-oreng posang conk kodu beremma
saya : teros solusinha napa num ? kan pon petani sarat mun reng madure nikah,
pak kades : ye mun can nkog conk ussa andik kalakuan sampingan contonha ye usaha rua conk, usaha jek apa ye saromben sakerana bisa gebey pajung bilelah bekoh rea apes pole,
saya : ohh ngak genika num, kalangkong num

Pernyataan dari salah satu desa yang ada di Madura menyampaikan mencari uang untuk saat ini semakin sulit, musim tembakau yang menjadi musim yang diharapkan dan akan membawa hasil panen dengan uang yang banyak sekarang sudah mulai berkurang sehingga masyarakat Madura perlu yang namanya penambahan kerjaan sampingan agar ketika musim tembakau gagal akan ada persiapan untuk memenuhi kebutuhan hidup, faktanya memang benar masyarakat Madura rata-rata pola hidupnya memang sederhana karna memang perekonomiannya menengah ke bawah untuk menghadapi kehidupan yang lebih panjang. Saat ini bagaimana masyarakat bisa mengikuti zaman dan bisa memanfaatkan teknologi yang sudah berkembang pesat. Dengan adanya teknologi saat ini dapat mempermudah pada desa yang terpencil untuk lebih membuka diri untuk hal yang baru, dengan memanfaatkan teknologi dengan baik akan meningkatkan pendapat masyarakat Madura.

Diperluakan penciptaan beberapa inovasi untuk kelangsungan kehidupan para petani tembakau agar lebih bisa efisien dan efektif dalam proses penanamannya. Tetapi yang terjadi saat ini dengan kemajuan teknologi masyarakat seperti semakin tercekik karena percepatan kemajuan teknologi dan percepatan perkembangan masyarakat sangat berbeda bisa dikatakan masyarakat Madura terutama desa mereka tidak terlalu menggunakan teknologi karena bagi petani tembakau lebih baik hasilnya jika menggunakan alat yang sederhana. Terutama masyarakat yang hidup dimasa penjajahan mereka lebih kreatif dalam proses penanaman tembakau dengan memanfaatkan SDA (Sumber Daya Alam) yang ada meski tanpa sentuhan teknologi mereka bisa mendapatkan tembakau yang bagus dan bermutu. Dan dalam teknik pemasaran yang masih menjadi kebingungan masyarakat madura khususnya petani. Mereka harus memasarkan tembakaunya melalui tengkulak dengan begitu akses tembakau mereka ke pabrik rokok lebih mudah, tapi dengan resiko harga tembakau akan berkurang.

Kemajuan teknologi yang memudahkan akses dengan siapapun seharusnya bisa membuat masyarakat merasa lebih mudah bukan lebih mempersulit. Masyakarat awam terutama sangat tidak mengerti dengan kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi bagi mereka bukan sebuah keajaiban tapi sebuah masalah yang harus mereka hadapi. Sosialisasi dengan adanya kemajuan teknologi itu sangatlah diharuskan mulai dari plosok desa terkecil hingga desa yang sudah mulai tersentuh teknologi, setelah itu petani tembakau bisa mengakses apapun dari teknologi untuk meningkatkan pendapatannya seperti halnya memasarkan tembakaunya ke seluruh manca negara. Masyarakat mampu menciptakan bibit yang akan menjadi khas dari madura sendiri dengan mutu yang berkualitas dengan beberapa sentuhan teknologi.

Inovasi yang harus tercipta ialah bibit tembakau yang bisa menjadi bibit unggul yang akan menjadikan sebuah khas bahwa bibit tembakau madura ialah bibit yang tidak ada dapat diproduksi di tempat lain dan bisa hidup diberbagai tempat bukan hanya di daerah tropis. Dengan melihat cuaca yang semakin kacau karna pemanasan global masyarakat harus bisa mengahadapi perubahan iklim tersebut. Dengan berkerja sama bersama dinas pertanian dan beberapa instansi di daerah masing-masing agar terjalin komunikasi yang baik untuk memudahkan akses dalam proses produksi dan pemasarannya, juga peran para pemuda yang ada di desa atau kota khususnya yang sudah sarjana pertanian bisa menyalurkan ilmunya untuk masyarakat lebih bisa menghadapi kemajuan zaman.

Adanya bibit unggul akan memicu para investor untuk menginvestasikan kekayaannya. Masyarakarat akan merasa terbantu dengan adanya investasi yang ditanamkan. Dengan modal yang cukup besar dapat memudahkan masayarakat madura untuk memproleh bahan dan alat-alat yang di pergunakan untuk pembuatan bibit unggul.

Daftar Pustaka
“Rahasia Kekuatam Ekonomi Masyrakat Madura”. november 2015 www.emadura.com/2015/11/rahasia-kekuatan-ekonomi-masyarakat madura.html?m=1

Jatmiko,Yudha.”Apa Itu Tembakau”. https://yudhajatmiko182.wordpress.com/apa-itu-tembakau/

Statistik perkebunan indonesia “tembakau” desember 2015
http://ditjenbun.pertanian.go.id/

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop