Keamanan FEB: Penggembosan Sebagai Pembelajaran

InkamsLPM – Sejak diresmikannya Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura (FEB UTM) pada 31 Desember 2018 dan dijadikan tempat perkuliahan, parkiran masih menjadi masalah tersendiri bagi sivitas akademika Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Permasalahan tersebut bermula dari tidak disediakannya lahan parkir yang layak diawal peresmian gedung fakultas tersebut sehingga lahan parkir sementara dialihkan di halaman gedung pertemuan sembari menunggu renovasi pembangunan lahan parkir. Tidak selesai sampai disitu, setelah pembangunan lahan parkir hampir selesai ternyata masih terjadi permasalahan yaitu penggembosan ban sepeda motor milik mahasiswa.

Tercatat mulai awal perkuliahan semester genap tahun ajaran 2019/2020, sudah terjadi penggembosan 2 sepeda motor mahasiswa yang dilakukan oleh pihak keamanan (Security) Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Menanggapi hal tersebut, pihak keamanan FEB memberikan keterangan bahwa peristiwa penggembosan dilakukan karena masih ada beberapa mahasiswa yang terburu-buru sehingga sering memarkirkan motor sembarangan dan dikunci setir. Hal tersebut mengakibatkan pihak keamanan susah untuk merapikannya.

“Kami sudah mengingatkan mahasiswa untuk parkir dengan rapi dan meminta untuk tidak mengunci setir  agar kami lebih mudah untuk merapikan. Tapi masih saja ada mahasiswa yang parkir sembarangan dan dikunci setir sehingga kami terpaksa menggembosi bannya sebagai pembelajaran”. Terang Suryono salah satu pihak keamanan FEB.

Bambang Haryadi selaku Wakil Dekan II mengatakan bahwa sebenarnya penataan parkir sepeda motor sudah diserahkan tanggung jawabnya kepada pihak keamanan. Namun, pihaknya sangat menyayangkan kejadian penggembosan tersebut. Bambang Haryadi menilai jika peristiwa tersebut tidak bagus untuk dilakukan baik kepada mahasiswa atau siapapun.

“Lahan parkir memang harus diatur supaya cukup. Meskipun saya tahu pasti itu tidak cukup. Maka dari itu saya meminta tolong kepada satpam untuk mengatur. Tapi ya saya sangat menyayangkan peristiwa ini. Kalau mahasiswa tidak teratur ya seharusnya diarahkan yang baik jangan langsung dihukum dengan digembosi karena seperti itu tidak baik”. Jelasnya saat ditemui di ruang kerja.

Suryono juga mengatakan bahwa sebenarnya pihaknya hanya menginginkan kerja sama dari mahasiswa untuk tidak mengunci setir kendaraannya. Menurutnya sikap saling menghargai antar mahasiswa, dosen dan pihak keamanan diperlukan untuk bekerja sama agar bisa memberikan hal yang baik kepada fakultas.

“Saya hanya ingin memberikan yang terbaik untuk fakultas. Saya juga minta tolong dengan sangat kepada mahasiswa untuk motor itu jangan dikunci setir supaya saya bisa mengaturnya nanti. Ya, tolong kita itu saling menghargai. Jangan karena kami hanya satpam kemudian kami tegur tapi tidak dihiraukan”. tutur Suryono saat ditemui di ruang keamanan fakultas.

Akibat peristiwa tersebut pihak dekanat menerbitkan surat himbauan kepada sivitas akademika FEB untuk tidak mengunci setir sepeda motor agar mempermudah proses penataan parkir oleh petugas keamanan pada 4 Maret 2019.

Berkaitan dengan renovasi lahan parkir yang telah selesai dan surat himbauan yang diterbitkan dari dekanat tersebut memunculkan pendapat dari salah satu mahasiswa aktif semester 6. A’an Dwi Amrullah beranggapan bahwa sebenarnya lahan parkir yang ada saat ini jauh lebih layak untuk digunakan. Terkait dengan surat himbauan tersebut menurutnya pihak dekanat harus membuat peraturan sejak awal.

“Lahan parkir sekarang menurut saya jauh lebih layak dan pantas untuk digunakan, karena sudah dipaving juga. Dan untuk surat himbauan tidak mengunci setir itu seharusnya pihak dekanat harus menerbitkannya sejak awal. Bukan menunggu kejadian penggembosan seperti itu baru muncul surat himbauan”. Pungkasnya. #kri

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop