Mahasiswa Dan Realita Sosial

          Perguruan tinggi adalah sebuah institusi yang tidak sekadar untuk kuliah, mencatat pelajaran, mendengarkan, makan di kantin, pulang dan tidur. Tapi yang harus dipahami bahwa perguruan tinggi adalah wadah untuk penggemblengan mahasiswa dalam melakukan kontempelasi untuk mencapai sebuah ekstensi dan penggambaran intelektual agar mempunyai idealisme dan komitmen perjuangan sekaligus tuntutan perubahan.

          Setiap manusia pasti akan bangga ketika bisa masuk dalam sebuah lembaga perguruan tinggi baik itu swasta maupun negeri. Hal tersebut disebabkan karena ketika masuk dalam perguruan tinggi labelitas mahasiswa tentunya berbeda ruang lingkupnya dengan masa-masa saat menjadi pelajar atau siswa baik dari sisi environment-nya ataupun peranan yang harus dilakukan untuk dapat mengembangkan diri secara maksimal untuk memberikan kontribusi yang signifikan kepada almamater dan masyarakat umum.

          Ketika flashback terhadap sejarah, mahasiswa akan di pandang sebagai kontrol yang sangat kuat dalam segala aspek. Baik dari segi sosial, ekonomi, politik bahkan budaya. Sehingga tidak heran jikalau mahasiswa sering di sebut kaum intelektual dan di takuti oleh para aparatur negara. Hal ini terlihat dari sejarah yang sudah di torehkan oleh kaum intelektual ini yaitu tergulirnya presiden kedua republik indonesia pada tahun 1998 setelah 32 tahun menguasai bangsa ini akhirnya dapat dijatuhkan oleh mahasiswa, itu merupakan salah satu bentuk eksistensi mahasiswa dalam menjawab impian rakyat. Selain itu sejarah telah membuktikan bahwa di tangan generasi mudalah perubahan-perubahan besar terjadi, dari zaman nabi, kolonialisme, hingga reformasi, pemudalah yang menjadi garda depan perubah kondisi bangsa.

          Mahasiswa adalah golongan yang harus menjadi garda terdepan dalam melakukan perubahan dikarenakan mahasiswa merupakan kaum yang “eksklusif”, hanya beberapa persen dari pemuda yang bisa menyandang status mahasiswa, dan dari jumlah itu bisa dihitung pula berapa persen lagi yang mau mengkaji tentang peran-peran mahasiswa di bangsa dan negaranya ini. Oleh karena itu mahasiswa harus bisa melaksanakan fungsi-fungsi dari mahasiswa itu sendiri. Yang salah satunya adalah sebagai agent of changes atau sebagai agen perubahan. Disini mahasiswa dituntut untuk melakukan perubahan-perubahan dalam berbagai aspek.

          “Lalu kenapa harus perubahan?”, untuk menjawab pertanyaan ini mari kita melihat kondisi bangsa saat ini. Menurut saya kondisi bangsa saat ini jauh sekali dari posisi ideal, banyak penyakit-penyakit masyarakat yang nampaknya hinggap pada negara ini, mulai dari pejabat tinggi maupun bawah yang nampaknya kini mulai tertular kepada elemen-elemen masyarakat. Dengan penyakit yang bermacam-macam bentuk dan rupanya mulai tindak pidana pembunuhan, penipuan, kolusi, nepotisme bahkan korupsi yang saat ini mulai menjadi trend dalam setiap topik berita, baik di media cetak maupun elektronik, dan di lakukan bukan hanya oleh kalangan pejabat tinggi saja tetapi juga oleh pejabat-pejabat tingkat bawah dalam suatu institusi besar maupun kecil lingkup pemerintahan maupun lingkup universitas.

          Melihat dari realita yang ada seyogyanya penyakit-penyakit seperti itu adalah PR bagi kalangan intelektual mudah untuk dapat mencari jalan keluarnya, bukan malah turut andil dalam melakukanya, ”mahasiswa juga manusia” kata-kata yang sering diucapkan kawan-kawan mahasiswa ketika saya bertanya mengenai penyimpangan yang di lakukan oleh mahasiswa dan kaum intelektual lainya,  memang ada tetapi belum banyak, kaum-kaum intelektual yang di maksud disini adalah dosen, rektor maupun pejabat-pejabat kampus yang tidak bertindak sesuai dengan apa yang telah diamanahkan kepada mereka, miris memang ketika kita mendengar berita dari berbagai media yang menyebutkan bahwasanya ada sebagian dari mereka yang melakukan penyimpangan-penyimpangan yang sudah dijelaskan di atas.

          Para pejabat yang hanya memamerkan status belaka tanpa mengetahui dan sadar terhadap apa yang seharusnya mereka lakukan terhadap amanah yang sudah dipercayakan, yang hanya memandang masyarakat atau dalam tataran kampus bisa disebut mahasiswa yang dijadikan sebagai kolam pemancingan uang.

           Memang benar mahasiswa adalah manusia biasa, akan tetapi peran mahasiswa disini pada akhirnya harus mampu membangun harmoni dengan rakyat dan menjadikan kampus sebagai benteng kebenaran rakyat yang terakhir. Oleh karena itu sudah seharusnyalah kita melakukan perubahan karena perubahan merupakan harga mutlak dan pasti akan terjadi walaupun kita diam. Bila kita diam secara tidak sadar kita telah berkontribusi dalam melakukan perubahan, namun tentunya perubahan yang terjadi akan berbeda dengan ideologi yang kita anut dan kita anggap benar.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop