Kampus Kemalingan, Mahasiswa Pertanyakan Keamanan UTM

Gerombolan massa aksi atasnama Aliansi Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura Peduli nin(05/10), meminta kejelasan atas kejadian pencurian di Graha Utama (Rektorat), Jumat malam (02/10). Aliansi Mahasiswa kemudian beramai-ramai meminta transparansi kejadian maupun hasil penyidikan yang telah dilakukan.

Jumat pukul 7 pagi kami telah melaporkan kejadian ini kepada polsek, polres, dan polda Jatim serta melapor pada pihak marina selaku penanggungjawab keamanan di universitas ini. Bahkan kami juga meminta kapolda untuk membawa 2 anjing pelacak dalam menulusuri kasus ini. Dalam rekaman CCTV pelaku dapat dipastikan berjumlah 3 orang, 2 orang beraksi dan 1 orang lagi memantau situasi sekitar”, jawab Bapak Abdul Aziz Jakfar selaku PR II UTM.

     Tak hanya itu, massa aksi juga mempertanyakan kepada pimpinan Universitas atas kinerja pihak keamanan mengenai kejadian ini (PT Marina). Mereka juga menuntut pertanggungjawaban atas hilangnya uang tunai Rp. 40.000.000,00 dari pihak Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) oleh pimpinan dan PT Marina itu sendiri.

Rektor UTM Bapak Moh. Syarif mengatakan, beliau siap membuka diri dan mengajak semua pihak untuk mengevaluasi kinerja petugas keamanan. Jika ternyata ditemukan penjaga keamanan kampus tercinta ini sudah tidak layak, maka secara tegas kami akan melakukan tindakan pemecatan. Terlebih lagi jika, pada kejadian kemalingan kemarin pelakunya adalah dari pihak keamanan, maka akan kita proses sesuai prosedural dan akan kami pasrahkan pada pihak yang berwenang.

Maka dari itu marilah kita evaluasi bersama, kalau memang butuh di evaluasi maka evaluasi, kalau sudah tidak benar ya kita pecat sudah selesai..” ujar beliau dengan lantang.

Komandan regu satuan pengamanan (Danru satpam) Universitas Trunojoyo Madura juga menjelaskan mengenai kejadian kemarin saat dipaksa massa aksi atas nama Aliansi Mahasiswa UTM Peduli saat diminta pertanggungjawabanya. “Kami mengaku memiliki banyak kekurangan dalam hal keamanan kampus. Dalam pengamanan gedung rektorat dimalam hari akan lebih lemah dibandingkan disiang hari. Dimalam hari gedung sebesar ini dijaga 3-4 orang satpam, jangankan satpam, tentara maupun polisi juga tidak akan mampu dalam menjaga gedung ini jika dengan 4 orang. Jadi dengan keterbatasan armada yang juga perlu disebar ke tampat lain kami secara jumlah tidak mampu”. Tuturnya dalam kerumunan aksi.

Disisilain seorang mahasiswa yang tak ingin disebut namanya, menyayangkan tanggapan dari komandan satpam tersebut. Bagaimana bisa gedung sekelas rektorat yang menjadi kebanggaan kami bisa luput dari pengawasan dan sangat dimiriskan hanya dijaga dengan 3-4 orang satpam pada malam hari. Bagaimana dengan nasib kita, rektorat saja bisa kemalingan apalagi kos-kosan atau kontrakan mahasiswa lainya. Ujarnya dengan kecewa pada keadaaan kampus ini. #red

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop