Tasbih Cinta Ku

Oleh: Efrillia Sari

Cerpen – Dekorasi bunga-bunga dengan gemerlap warna-warninya nampak ramai menghiasi ruangan yang memang cukup luas dan megah ini. Semerbak bau melati dan anggrek mendominasi membuat suasana nampak semakin khas. Orang-orang ramai dengan kesibukanya masing-masing. Ada yang berjalan kesana-kemari menyiapkan hidangan, ada yang khusus menjamu tamu, ada yang asik ngobrol dan bergurau. Sedangakan di panggung pelaminan tersimpul dua pasang kasih yang nampak sangat bahagia.

Di tengah keramaian pesta Zahra sedang asik memojok menikmati masakan yang dihidangkan dengan lahapnya. Kemudian gadis kecil bernama Isha (adik Fara) menghampirinya, malahan ikut memojok dan meminta di suapi. Mereka sudah lupa bahkan seakan mempunyai dunia sendiri keduanya memang dekat apalagi Zahra sangat suka anak kecil. Dari kejauhan tak henti nya sepasang mata memandangi dengan senyum mengembang seakan melihat tontonan yang lucu. Namun yang di pandang tak pernah merasa.

“Hey senyum-senyum sendiri, lihat apaan sih Mas?”. Ucap Fara

(yang ditanya tak kunjung mengalihkan pandanganya, tetap fokus dengan senyum mengembang) dan berkata “itu siapa Ra ?”

“Oh itu Zahra temen sekolah aku Mas, kamu suka yaa? Gampang nanti aku comblangin”. Ucap Fara

(Spontan menoleh) berkata “Serius Ra?”. (dengan wajah penuh harap)

“Yee giliran dicomblangin ajah langsung semangat dari tadi padahal Fara ngomong tapi fokusnya ke depan terus”. Sindir Fara sok ketus

“Hehe iyah-iyah maaf”. Jawab Rahmad sambil cengar-cengir

“Yaudah Mas jangan dilihatin mulu belum muhrim tau, nanti aku kirimin nomer hp nya deh tapi inget jangan macem-macem”

“Anak kecil ngajarin orang dewasa awas kamu yah, eh tapi beneran lo yah kirimin nomernya. Mas janji ga bakal aneh-anehin temen kamu. Sayang cewek cantik,imut dan polos langka kayak gitu di aneh-anehin mending dihalalin terus disayang-sayangi”. Gurau Rahmad sambil ketawa dan berlalu

(Jatuh cinta pandangan pertama tapi malah ngatain cewek langka, haduuh mas Rahmad ada-ada saja) batin Fara sambil geleng kepala dan berlalu juga.

Setelah kejadian itu Rahmad dan Zahra berteman. Sinyal positif dan kode keras dari Rahmad nampak jelas namun Zahra acuh tak menghiraukan. Jujur dia tidak ada rasa sama sekali bahkan dorongan dari Fara tak sedikitpun menggoyahkan walau hanya sekedar tertarik. Sosok Zahra memang sangat sulit untuk jatuh hati, tidak sembarang orang dapat meluluhkanya dia juga tidak gampang percaya menaruh hati pada sembarang orang. Ditambah sifat kekanakan, cuek dan suka bergurau nya. Dia tidak mau terikat dengan hubungan apalagi untuk jenjang yang serius. Dia berfikir cinta anak muda hanya sesaat, hanya gombalan, sakit hati dan ujungnya malah maksiat nambah dosa. Ia ingin sekali mencintai untuk selamanya dan tidak salah memilih hati untuk tempat akhir melabuhkan hati nya.

Setahun berlalu melihat tidak ada respon dari Zahra akhirnya Rahmad memutuskan pergi meninggalkanya bukan berarti dia menyerah hanya saja dia menghilang untuk kembali dimasa depan sang pujaan hati. Dia berfikir mungkin saat ini sikon nya belum tepat.

***

Zahra sibuk dengan dunia sekolahnya apalagi sebentar lagi UN, yah dia sekarang kelas XII. Dia belajar dengan giat tak kenal lelah karena ingin diterima kuliah di Universitas impianya. UI (Universitas Indonesia) adalah kampus yang ia mimpi-mimpikan sejak dahulu. Dengan perjuangan dan kegigihanya akhirnya ia diterima dan lolos masuk kampus tersebut. Ternyata menempuh pendidikan jauh dari orangtua, keluarga, sahabat dan anak-anak kecil yang sudah lengket denganya didesa binaanya membuat ia merasa galau berkepanjangan, masa-masa ospek yang melelahkan, ditambah dengan adaptasi baru.

Entah kebetulan atau memang sudah takdir yang Kuasa, rahmad kembali hadir menyusupi kehidupanya lagi, kini ia hadir sebagai sosok teman yang menyenangkan dan menghibur bagi Zahra. Ia mulai merasa nyaman dan hubungan keduanya berjalan serius namun tanpa ikatan ditambah lagi jarak memisahkanya jadilah mereka ‘Long Distan Relation (LDR)’. Keduanya tidak ingin memulai hubungan namun dalam ikatan yang salah karena kalau di awal sudah dalam jalan yang salah maka sekalipun bersatu ia tidak akan menemui kedamaian karena Allah tidak pernah memerintahkan pacaran. Hati yang menuntun mereka menjadi terikat dan setia dengan sendirinya sekalipun ada yang melanggar itu bukan masalah karena sejatinya mereka tidak dalam menjalin hubungan.

 Selama satu tahun mereka tetap setia menjalani hubungan seperti itu, benar memang tidak ada ikatan, namun keduanya saling setia dan mempercayai tidak ada yang berbelok hati. Hati mereka bagai terikat dengan pagutan doa malam yang saling bersinambung dari keduanya.

Setiap sepertiga malam Rahmad bermunajat “Ya Allah.. Jika dia yang terbaik untuk hamba lindungilah dia, pertemukanlah kami dalam Ridho-Mu” Amiinn .

Sedang jauh disebrang sana disetiap sepertiga malam Zahra juga bermunajat “Ya Allah.  Jika memang dia yang terbaik untuk hambaberilah kemantapan hati pada kami,karena hati manusia mudah berbolak-balik. Teguhkanlah kami dalam restu-Mu namun bila dia bukan yang terbaik untuk hamba bimbinglah dia hingga menjadi baik yang nantinya mampu menggiring hamba menuju-Mu” Amiinn.

Rahmad dan Zahra tidak ingin terjerumus dalam kemaksiatan, secepat mungkin Rahmad berkeinginan untuk meminangnya. Keinginanya tentu saja di sambut bahagia dengan Zahra ia berfikir bertunangan akan lebih jelas ikatanya dan bukan berarti harus menikah dalam waktu dekat karena jujur dia masih sering ragu dan takut

***

Hari ini adalah hari ulang tahun Zahra dan bulan depan ia akan pulang kampung untuk pertama kalinya dan sekarang dia sudah semester II. Melalui pesan sms Rahmad memberinya ucapan selamat.

Rahmad: Barakallahumma fii umrik Yaa Madkhul qolbii…., terus semangat ya belajarnya. Semoga panjang umur dan impianmu dapat tercapai, cepet pulang dek inget keluarga dirumah ngga kepengen ketemu aku juga tah…?

heeheheh.

 #SalamrindutiadatarauntukmuBINTANGKU  J

Zahra membaca sambil senyum-senyum sendiri, sejak kapan Kak Rahmad jadi sok romantis gini.

Zahra: Syukron Yaa khabibiii….. Amin Ya Robbal ‘Alamin terima kasih doanya. Bulan depan insya Allah Adik pulang, Kakak jemput di Terminal yah sekalian kata nya pengen silaturrahmi kerumah, heeheh.

Rahmad: Beneran dek pulang, Ok Kakak tunggu dan siap mengantar Bintangku sampai ke rumah kita.

Zahra: Ishh,kok rumah kita si ya rumah Aku donk

Rahmad: Iya-iya rumah adek kan juga bakal jadi rumah Aku, heehehe

Zahra: Yee belum apa-apa PD, heheh Kak boleh minta sesuatu nggak? Tapi kalau keberatan yah nggak usah.

Rahmad: Iya bilang aja Adekk minta apa, kalau bisa Insya Allah pasti Kakak penuhin.

Zahra: Hehe… mintak kado Kak… beliin Tasbih. Aku mau jadi wanita sholehah yang lebih dekat dengan ALLAH.

Rahmad: Oh iya bagus banget dek. Tak beliin cepet pulang makanya hehe

Zahra: Makasih Kakak………………. baik deehh. Yauadah istirahat dulu udah malem (pikul 21.00)

Rahmad: Have a nice dream  Bintangkuuu  J

Rahmad semakin tertarik dengan kepolosan Zahra, gadis apa adanya dan sederhana. Meski jarak dan waktu memisahkan namun perasaanya kian hari bertambah cinta. Gadis ini pemikiranya selalu tak terduga berbeda dengan gadis-gadis lainya yang selalu memandang materi menuntut minta dibayarin belanjanya, minta beliin kado mewah atau suka dengan barang mahal.

Keduanya menjalani hari dengan begitu semangat dan senyum merekah sepanjang hari, Virus-virus merah jambu mulai mengerubungi fikiranya.

***

Bulan yang ditunggu akhirnya datang juga, segala tugas dan ujian telah selesai tuntas. Pukul 06.00 Zahra berangkat pulang. Kemacetan, berdesakan saat oper angkutan umum, polusi, panas dan letih tak dihiraukanya. Perasaan rindu kepada keluarganya, rasa senang, dan bayangan hubunganya dengan Rahmad mengapa bisa sedekat ini padahal dulu saja dia menolak di dekatinya. Ia senyum-senyum sendiri tak menghiraukan keadaan sekitarnya. Pukul 16.00, Setengah jam yang lalu sebelum Zahra melamun ia sudah mengirim pesan singkat pada Rahmad agar segera ke Terminal menjemputnya karena kurang lebih 1 jam lagi ia akan sampai. Tiba-tiba Zahra tersadar dari lamunanya, badanya terpontang-panting. Keadaan mendadak panik dan ricuh. Supir bus sepertinya mengantuk dan salah satu ban kempes akhirnya tidak bisa dikendalikan lagi.

“BbbRrruuuuuuuuuuuuuuuAaaaaaaakkkkk……….Bhuggk ssscchiittttttttt…………….”

Rahmad segera bergegas mendapati sms dari Zahra, ditengah perjalanan ia melihat toko yang menjual pernak-pernik perlengkapan sholat ia teringat akan permintaan Zahra dan segera membeli Tasbih yang menurutnya paling indah. Tasbih yang sangat cocok untuk wanita ceria, polos, apa adanya. Bila wanita lain menuntut minta beliin baju mahal, tas, sepatu bermerk dia malah dengan polosnya minta beliin Tasbih terang-terangan. Ya dia tidak bisa menahan apapun itu pasti dikatakan tanpa basa-basi. Setelah membayar Rahmad beralih ke toko yang kebetulan bersebelahan yaitu Toko Emas dia membelikan surprize pada Zahra sebuah kalung simple nan elegan dengan leontin berbentuk hati . Setelah membayar dan di saat ia hendak melangkah pergi ia mendengar berita kecelakaan pada layar TV yang ada di Toko Emas, sontak ia menoleh dan nampak jelas wajah Zahra wanita yang selama setahun dirindukanya dengan lemah berlumuran darah. Kerudung panjangnya tersingkap, Rahmad terkejut ternyata ia dalam posisi merangkul Mushaf kecil.

Rahmad bagai mimpi buruk di siang bolong,kaki nya mulai lemas seketika terduduk dan menundukan wajahnya. Namun, ia segera bangkit dan menuju Rumah Sakit dimana para korban di larikan.

Sekarang ia telah menanti didepan ruangan Zahra di periksa, Lama sekali dokternya. Kemudian Orangtua dan kerabat Zahra datang. Rahmad mulai memperkenalkan dirinya, bagaimana hubungan mereka dan sekalian langsung mohon izin menikahi Zahra. Melihat kesungguhan Rahmad orangtua Zahra menyetujui dan semakin sedih juga haru, mengapa harus putri nya yang mengalami seperti ini. Dan Ramad sangat takut kehilangan Zahra, mulutnya tak henti komat-kamit berdoa, ia juga sholat memohon ke sembuhan Zahra.

“Pasien bernama Zahra sudah bisa dijenguk namun kondisinya kritis dan hanya 2 orang saja yang boleh masuk”. Ucap dokter setelah 4 jam memeriksa.

Ayah Zahra menepuk pundak Rahmad memberi kekuatan dan menyuruh dia masuk dengan istrinya. Rahmad sangat senang dan langsung memeluk Ayah Zahra hampir ia menangis. Sekarang ia berada di depan Zahra dengan ibu Zahra. Hening dan diam, Ibu Zahra hanya menagis melihat kondisi anaknya, Rahmad yang berada disamping langsung merangkul mencoba menenangkan calon ibu mertuanya. Ia sendiri sangat pilu melihat Zahra, andaikan ia bisa menggantikan posisinya Rahmad rela melakukan itu.

“Ibu apakah boleh saya berbicara dengan Zahra, barangkali ia sadar dan terbangun bu”.

(Ibu hanya mengangguk)

Rahmad duduk di kursi samping Zahra.

“Hai Zahra.. kamu sekarang sudah sampai di kampungmu, kamu bilang kamu kangen sama ibuk, sama adek-adek, bangun Raa gimana kamu bisa ngelihat mereka kalau kamu tidur terus. Ish dasar tukang tidur. Oiya aku udah beliin kado seperti yang kamu inginkan,kamu ga mau lihat tah?(sambil memperlihatkan tasbih dan kalung yang tadi dibelinya).

Kamuu….(kata-kata Rahmad terhenti ia melihat tangan Zahra bergerak meski sangat pelang dan perlahan ia membuka mata nya. Sang ibu yang dari tadi memandang iba berubah sangat haru dan senang akhirnya Zahra sadar).

***

Bau obat-obatan dikamar rumah sakit memang sangat menyengat. semenjak  Zahra sadar, ia di pindah ke ruangan lain. Kondisinya sangat memprihatinkan, dominasi ruangan berwarna biru pucat lengkap senada dengan warna pakaiannya, warna itulah yang sekarang mendominasi proses pelaminanya. Ditambah suasana pagi berembun sisa hujan semalam dan aroma khas bunga-bunga di Taman rumah sakit yang kebetulan berada di sebelah kamarnya.

Nak Rahmad apakah sudah siap? ‘’tanya pak penghulu”

Rahmad hanya tersenyum mantap seraya melihat Zahra yang terbaring lemah, sebenarnya ia rapuh mengapa pesta perkawinanya memilukan begini namun ia menampilkan wajah tampan,  gagah dan tulusnya agar sang bintangnya tidak semakin redup dan bersinar kembali.

”Dengan ini saya nikahkan dan kawin kan saudara Rahmad Adi Saputra BIN Abdullah dengan Az-Zahra Nafisa BINTI Sulaiman dengan mas kawin tasbih dibayar TUNAI”, ungkap bapak penghulu seraya memegang tangan Rahmad.

“Saya terima nikah dan kawinya  Az-Zahra Nafisa BINTI Sulaiman dengan mas kawin Tasbih dibayar Tunai”, Ungkap Rahmad dalam ikrar pernikahan.

Saaahh?? Saahh sah sah.

Pak penghulu, “Alkhamdulillaaahh,,, Allahumma. . . . . . . . .” Amiinnn

Sengaja Rahmad memilih maskawin Tasbih sebagai lambang kesucian cintanya dan kado keinginan Zahra. Bukan kalung yang dijadikan maskawin. Memang semua serba cepat hanya dua barang yang dimiliki Rahmad. Yaitu kalung dan tasbih, dua-duanya spesial hadiah untuk Zahra namun bila dilihat bukan dari segi materi, keduanya sama-sama bernilai tinggi namun kalem, anggun, elegan sehingga tidak mencolok. Pas dengan pemakainya.

Setelah Pak penghulu memanjatkan doa Ibu Zahra tak kuasa menahan isak tangisnya ia langsung keluar ruangan dan menangis sejadinya kemudian di susul dengan sang Suami. Di sudut ruang rawat Zahra tinggalah Rahmad, Pak penghulu dan Kedua orang tua Rahmad Mereka memberi semangat dan kekuatan pada Rahmad.

Rahmad menghampiri Zahra yang seketika mengeluarkan airmata terus menerus. Rahmad duduk ditepi nya menggenggam tanganya dengan Tasbih dalam genggaman mereka. Semakin kuat dan air mata Zahra pun semakin deras. Rahmad tersenyum memberi keyakinan dan kekuatan. Mereka berbicara melalui tatapan mata. Rahmad berdiri dan mencium kening Zahra. Zahra menutup mata tertidur namun layar monitor tiba-tiba berdentang pelan memunculkan garis yang semakin lurus.

Rahmad duduk kembali dengan lemas,tanganya masih menggenggam kuat tangan Zahra. Rahmad begitu terpukul pertahananya menahan air mata dari kemarin akhirnya jebol dan ia benar-benar menangis. Menangis dengan kepala menunduk bersimpuh tangan Zahra dan tanganya sendiri.

Akhirnya Zahra tertidur kembali, tidur yang sangat lama dan tidak akan bangun. Sepertinya ia kelelahan dan ini cara Allah menyayanginya yakni dengan menidurkan Zahra. Kini wajahnya tidak ada lagi kesakitan, wajah pucatnya bahkan tersenyum damai.

Selamat Tidur Zahra, tenanglah disana agar kamu nyenyak. Aku mencintaimu sebelum, sekarang dan selamanya. Tunggu Aku di Surga terindah-Nya semoga aku dapat menyusulmu dengan putaran Tasbih Cinta Kita yang tiada pernah bisa diduga. I LOVE YOU Bintangku.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop