Kesunyian Lautan Manusia

Hingar bingar kendaraan itu telah dengan lancang memekakan telinga
Kicauan burung telah menyeru dengan merdunya
Merdu menyeruak seakan menusuk relung qalbu
Bagi telinga yang tidak cacat dari mendengar
Bagi hati yang tidak cacat dari merasa
Bagi bibir yang tidak cacat dari tersungging
Bagi otak yang tidak henti – hentinya mengolah data
Bagi fikiran yg tidak cacat dari mengutarakan keabsahan
Keabsahan yang hinggap disekeliling pohon-pohon kehidupan
Namun tetap tidak merobohkan pohon itu
Pohon yang berperan sebagai pedoman dikala angin menerpa
Ya pohon! Pohon yang siap diterjang keutara dan keselatan
Ketimuur dan kebaraat….
Sampai kapan ??…. Sampai tidak ada lagi anginkah?
Atau mungkin menunggu angin akan bosan bergerak?
Hukum alam yang semacam ini akan tetap berlaku! Camkan itu !
Kecuali adanya angin perubahan yg mampu menyerbuki bunga-bunga bangsa
Agar kembali bersinar dan indah dihadapan mata
Untuk apa negeri yang lemah kemudan dikokohkan dengan upaya-upay tertentu
Yang pada akhirnya mereka yang tak merasa
Juga tak mendengar, juga tak tersungging ketika yang lain menyunging bibir
Juga bahkan mereka yang tak merasa memiliki ataupun tak bertuan atau menuankan?
Mulai berlenggok tanpa melihat suhu disekelilingnya
Semoga akan segera hadir penangkalnya. Karena,
Semua ini hanyalah sajak
Sajak yang sengaja dituangkan dalam gambar seorang remaja yang belum bisa menyumbangkan bunga indah.

#Zq, Bangkalan, 1 Maret 2018

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop