Hakikat Perempuan Dalam Hijab dan Poligami

Oleh: Fm

Perempuan…? itulah sebuah kata yang melekat bagi kaum hawa, tak memandang suku, ras, dan agama. Manusia yang dimuliakan keberadaannya di muka bumi, dengan kodrat dan keindahan ia diperhitungkan untuk kelanjutan kehidupan manusia di dunia ini. Sehingga ada dua hadits yang mempertegas akan kemuliaan perempuan yaitu ‘surga berada di bawah telapak kaki ibu,’ bukan bapak.

Dan dari Abu Huraira R A, beliau berkata,” Seorang sahabat datang kepada Rosulullah SAW dan berkata,” Wahai Rasulullah, kepada siapa aku harus berbakti pertama kali di muka bumi ini ?,

Rasulullah SAW menjawab, “Ibumu !,”

Kemudian sang sahabat bertanya kembali, “siapa lagi Ya Rasul ?,”

Rasulullah SAW kembali menjawab,”Ibumu !,”

Pertanyaan yang sama dilontarkan oleh sang sahabat, “ Rasul… setelah itu siapa lagi ?,” Rasulullah SAW menjawab,” Ibumu !,”

“Kemudian siapa lagi Ya Rasullah…?,” Beliau kembali menjawab,”Ibumu,” dan kemudian Rasullah menjawab yang terakhir,” Kemudian ayahmu,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Begitu mulianya kodrat perempuan, hingga Nabi Muhammad SAW sebagai manusia yang paling mulia dan merupakan kekasih Allah SWT, mempertegas kemuliaan dan derajat perempuan yang digariskan dalam (Seorang Ibu).

Selain itu, dalam hadits lain keistimewaan seorang perempuan disematkan pada istilah,’ Perempuan muslimah yang shalihah adalah perhiasan terbaik di dunia. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,” Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan adalah perempuan shalihah,” (HR. Muslim).Dalam artian bahwa perhiasan merupakan barang berharga yang selayaknya dijaga dan dihormati keberadaannya.

Namun, keindahan perempuan yang sempurna pada era modern kali ini diartikan yang salah, yaitu indah jika lekuk tubuhnya dipamerkan di muka umum. Keelokan paras dan kemolekan tubuhnya sudah menjadi barang dagangan, tak perlu susah-susah untuk melihat akan hal itu, kita bisa lihat di iklan TV dan media sosial banyak perempuan yang dijadikan icon, baik iklan mobil, parfum dan sampo perempuan sex shop yang menjadi icon. Sebab daya tariknya begitu tinggi jika dibandingkan dengan seorang laki-laki. Padalah Tuhan menciptakan seorang perempuan penuh dengan keindahan, setiap yang ada pada dirinya begitu menarik. Mulai dari wajahnya, lekuk tubuhnya, gerak-geriknya mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki memiliki daya tarik bagi setiap orang yang melihatnya, bak ibarat mutiara atau intan berlian.

Selanjutnya, kita bedah antara kata perempuan dan wanita, dalam gerakan feminisme menolak penggunaan istitlah ‘wanita’ tapi yang lebih familiar adalah istilah ‘perempuan’. Selain itu, ketika menelisik kata wanita dalam bahasa Indonesia adalah serapan dari bahasa Jawa, yang berarti WANITO atau wani (berani) ditoto (ditata). Dengan artian bahwa wanita harus tunduk dan patuh kepada laki-laki sesuai dengan perkembangan budaya di Jawa. Sehingga memberikan pandangan bahwa laki=laki dapat menjajah wanita, Sedangkan pengertian dari kata perempuan menurut bahasa Sangsakerta, awal katanya ‘per-empu-an,’ per berarti makhluk, empu bermakna mulia, tuah atau mahir, dapat disipulkan bahwa kata perempuan ialah mahkluk yang mulia atau memiliki kemampuan.

Jadi, perempuan juga bisa ya menjadi pemimpin?, baik pemimpin organisasi, institusi dan negara!!!, jika menilik arti perempuan yang berarti mulia dan memiliki kemampuan. Seperti firman Allah SWT dalam surah At-Taubah ayat 71,”Dan orang-orang beriman baik laki-laki dan perempuan, sebagian dari mereka adalah awliya-/pemimpin bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh untuk mengerjakan yang makruf dan mencegah yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat pada Allah SWT dan Rasul-Nya, mereka akan diberi rahmat oleh Allah SWT, sesungguhnya Allah SWT maha perkasa dan bijaksana.”

Apakah perempuan harus memiliki jiwa feminisme, ketika sudah diberi kebebasan untuk memimpin,,,?

Sebelum menjawab hal di atas kita pahami dulu pengertian dari istilah Feminisme, Feminisme merupakan gerakan sebagian kaum perempuan untuk menolak perempuan di tempatkan di bahwah atau lebih rendah dari laki-laki, ada Feminisme Liberal yang menitik beratkan pada kesetaraan hak, lain halnya dengan Feminisme Radikal yang memfokuskan pada tubuh, feminisme Marxis/Sosialis lebih menitikberatkan pada kesadaran kelas atau perempuan tugasnya tidak hanya di dapur, sumur dan kasur, sebuah gerakan dalam struktur sosial. Selain itu, ada Feminisme Psikoanalisis yang memandang bahwa bagaimana perempuan mempresepsikan dirinya sendiri. Segala bentuk gerakan-gerakan feminisme merupakan hal yang salah, sebab akar pemahamannya bahwa sejatinya perempuan membebaskan diri dari laki-laki, gerakan perempuan bukan dilandasi oleh keinginan setara dengan laki-laki, melainkan kepemimpinan perempuan harus bermakna sebagai tugas dan tanggungjawab manusia sebagai hamba Allah SWT di muka bumi dengan menyadari fitrahnya sebagai perempuan.

Pemimpin perempuan di muka bumi sebagai wakil Allah SWT, merupakan perempuan yang disetiap hembusan nafasnya mengharap ridha Allah SWT dan mentaati syariat Islam. Termasuk dalam berpakaian, sebagai bentuk memuliakan dan penjagaan terhadap perempuan, perempuan muslimah diwajibkan untuk menutup aurat. Mungkin kita akan bertanya-tanya, kanapa perempuan-perempuan hebat di luar sana dan sekitar kita menyepelekan akan kewajiban berhijab, memakai jilbab jika saat sekolah, kuliah atau ingin ke acara-acara penting. Dalam Al-Qur’an pada surat An-Nur (31),”Dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak dari padanya.” Kemudian dalam surat Al-Ahzab (33),”Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min, ‘hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka,’ yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu dan Allah maha pengampun lahi maha penyayang,” dalam hal ini, jilbab merupakan pakaian yang harus dikenakan oleh perempuan muslim, sebagai pembeda antara perempuan kafir dan perempuan muslim. Selain itu, jilbab juga dapat menjaga kehormatan perempuan dari pandangan dan perilaku pelecehan. Bagaimana dengan jilbab modern saat ini…?, penggunanya terbelenggu dengan mode atau trend yang di setiap tahunnya berganti-ganti. Yang terpenting bagaimana menciptakan mode-mode skill atau keahliannya, bukan mode pakaian yang selalu mengumbar aurat.

Selanjutnya, setelah kita memahami akan kewajiban berjilbab bagi perempuan muslimah, lebih menarik lagi saat kita juga membahas hakikat perempuan dalam poligami. Sebelum Islam lahir,poligami sudah mewarnai perjalanan hidup manusia, seorang laki-laki yang memiliki kekuasaan dan kekayaan yang berlimpah tak jarang ia memiliki istri yang lebih daripada satu. Semisal yang terjadi di Jerman saat Nazi berkuasa, dan pada zaman Kaisar Prancis sejumlah pastur memperbolehkan untuk berpoligami bagi para raja. Yang tidak kita sadari, kita menentang akan keberadaan poligami, secara tidak sadar seakan-akan meng-iyakan pelacuran dan perselingkuhan, sangat kontras dengan cara memuliakan seorangperempuan dalam Islam. Padahal poligami merupakan sunnatullah yang syariatnya sudah diatur dalam Islam, sehingga seorang laki-laki tidak dengan mudah untuk dapat berpoligami, laki-laki muslim harus bisa berlaku adil, tataran keadilan menurun hubungan manusia walaupun dalam masalah hati tidak bisa dilakukan bahkan diukur. Dalam Surat An-Nisa’ (3) disebutkan bahwa, “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi; dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka kawinilah seorang saja atau budak-budak yang kamu miliki.” Sungguh indah jika poligami diterapkan dengan hukum Islam yang bertujuan untuk memuliakan seorang perempuan, dinikahi dengan janji suci atas nama Allah SWT yang sudah diajarkan oleh Rasulullah. Tapi sigma yang berkembang poligami merupakan hal yang buruk, disebabkan oleh sebagian pelaku-pelaku poligami yang tidak mengikuti apa yang sudah diajarkan Rasulullah.

Poligami merupakan bagian dari solusi dari Islma untuk membebaskan para perempuan muslim dari belenggu duniawi, seperti kasus-kasus perempuan yang menjadi janda, jumlah perempuan yang banyak, istri yang tidak bisa mempunyai keturunan, seorang istri yang sakit, dan kasus menjaga kesucian dalam beragama saat bepergian jauh. Ingat…!!! Sesungguhnya seorang suami yang berpoligami lebih mulia, ketimbang suami yang melakukan perselingkuhan atau perzinahan. Dan seorang suami yang ingin berpoligami harus menjawab beberapa pertanyaan yang sering muncul dari perempuan, apakah berpoligami karena bosan atau kurang dalam hal pelayanan, atau ingin berpoligami untuk atas sifat syar’i.

Daram Surat An-Nisa’ (129),”Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istrimu, walaupun kalian sanga ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada istri yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain tergantung-gantung,”. Doa Rasulullah,” Ya Allah, inilah pembangianku pada apa yang aku miliki, maka janganlah engkau mencelaku pada apa yang engkau miliki,”. Dengan artian bahwa keadilan dalam Islam adalah keadilan yang bersifat nyata, bukan yang abstrak seperti dalam cinta. Allah SWT dalam firmannya tidak memerintahkan kepada kita supaya tidak berpoligami, karena sesungguhnya yang terdapat dalam hati merupakan kepunyaan Allah SWT.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop