Esensi Pendidikan Nasional

        Hari Pendidikan Nasional dalam sejarah tidak lepas dari tokoh Ki Hadjar Dewantara yang bernama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Beliau mendirikan Perguruan Taman Siswa untuk rakyat Indonesia, agar rakyat Indonesia dapat mengenyam pendidikan dan mengetahui arti pendidikan bagi individu.

           Raden Mas Soewardi Soerjaninigrat pada usia 40 tahun mengubah namanya menjadi Ki Hajar Dewantara dengan alasan ingin bebas bersama rakyat karena beliau berasal dari keturunan bangsawaan. Kerelaan itu menjadi semangat untuk memajukan pendidikan dengan semboyan, “Ing Ngarso Sung Tulodo,Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”, yang artinya di depan menjadi contoh, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi semangat. Untuk mengenang jasa Ki Hadjar Dewantara, maka tanggal 2 Mei dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional karena tanggal 2 Mei bertepatan dengan hari kelahiran beliau.

          Terlepas dari sejarah di atas, pada realitanya sekarang momen Pendidikan Nasional hanya dijadikan sebagai ritual rutin tahunan, tanpa melihat esensi bahwasanya pendidikan adalah salah satu langkah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Akan tetapi, sekarang ini banyak kaum pelajar tidak tahu dan tidak mau tahu tentang itu. Ini adalah suatu PR bagi semua kalangan untuk kembali membakar semangat kemerdekaan melalui pendidikan.

          Pendidikan saat ini tidak mampu mengawal peran pemuda dalam pembangunan bangsa. Begitu banyak penyimpangan dilakukan pemuda yang tidak bisa di sebutkan lagi karena banyaknya. Pendidikan sekarang tidak dapat menjamin karakter pemuda, itu semua terjadi karena kurangnya pengawalan pemerintah terhadap pendidikan moral dan karakter. Pendidikan moral dan karakter sangat penting diterapkan dalam kurikulum karena langkah ini dapat membantu mengatasi permasalahan pemuda dan memfilter budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia.

          Cita-cita pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa akan terwujud ketika tidak ada lagi anak jalanan yang putus sekolah, tidak ada anak miskin yang menjerit karena mahalnya biaya sekolah, masyarakat pedalaman yang tidak mengenyam pendidiakn formal. Ketika persoalan ini mampu di jawab oleh pemerintah maka cita-cita bangsa akan terwujud.

          Seharusnya Pendidikan Nasional tidak hanya berhenti pada perayaan upacara setiap tahunya saja, akan tetapi bersama-sama mengawal pendidikan secara berkelanjutan serta memahami esensi dari Hari Pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Semoga saja UTM sebagai salah satu wadah pendidikan serta lembaga–lembaga terkait mampu memaknai esensi dari Hari Pendidikan Nasional dengan lebih baik sebagai sarana untuk membangun bangsa. (Fd H 5)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop