“Di Persimpangan Lajur Rill Kereta api”

Karya: y1

Cerpen – Seorang perempuan dengan tubuh memikat dan mata tertutup sedang terdiam ditengah lajur Rill kereta. Tidak banyak yang dilakukan, hanya berdiri dengan tangan terkepal sembari ditancapkan pada hatinya akan makna “Keyakinan”, mungkin saja. Urat takutpun rasanya sudah putus lepas dari fikirannya. Tidak jauh dari tempatnya berdiri, terpampang jelas kereta dengan laju cepat menuju ke arahnya.

Beberapa orang ditempat itu yang sedari tadi sembari berdiri khawair, terus-menerus meneriakan peringatan “Awas-Awas.. Awas..”, itupun tak dihirukan pula olehnya, tidak ada yang mustahil kalau sudah didasarkan akan Keyakinan, tentunya. “Mustahil selamat”, pikir mereka, sudah melihat kemungkinan yang mulai abu-abu. Cuma “Malaikat maut” yang bisa menyelamatkanya.

Entah bagaimana, kaki ku yang sedari tadi diam saja, tiba-tiba berlari cepat kearahnya, tangan yang tak tahu apa-apapun tak luput memeluk erat tubuhnya, mendorong erat hingga melewati Batas Rill Kereta, dan “nyungsep” ditengah-tengah rumput ilalang.

Aaahh, Betapa Nekatnya, Pikirku dalam.. Gila… maut dijadikan mainan, dimana enaknya cobak,..

Diam”.., gila Perempuan itu tetap diam. Setelah semua peristiwa ini, dia tetap sebegitu kosong, tatapan matanya. Apa, kenapa, betapa berat beban-nya…?

Kenapa jadi begitu peduli seperti ini.., Pikirku.

Jika diamati lebih dekat, dari gaya berpakaiannya yang rapi polos dan memikit sepertinya dia dari golongan terpelajar. Bukan tidak mungkin pula dari golongan kasta yang berbeda, anak saudagar atau sebagainya mungkin.

Tanpa pikir panjang ku ulurkan tangan ku. “Maaf…”, ucapku lirih sembari mulai berdiri.

Dia tidak lekas menjawab, hanya saja pandangannya mulai tertuju ke arahku.

Aaahh gilaa, fikirku. Gak ada gunanya juga nanya sama Perempuan yang hampir mati ini.

“Terimakasih…”, kata lirih itu terucap dari bibir basahnya yang indah.

“Untuk…?, aahhh benar-benar gila, masih muda sudah mau Mati”, Ucapku.

Dia hanya diam saja, uluran tanganku pun dipegang dengan mudahnya, digunakan sebagai tumpuan untuk berdiri.

“Bagaimana Keadaanmu, Mas..?”, ucapnya.

Mas…?, apa ini mudah sekali dia berganti ekspresi….

“Baik.., Baik sekali, Cuma tadi abis Nyungsep aja di tengah rumput ilalang itu”, Ucapku sinis.

“Maaf mas, maaf telah merepotkan”, Ucapnya penuh penyesalan.

“Kenapa mau nubrukin tubuh ke kereta, ancur badan pasti. Untung kalau ketemu semua organ-organnya, kalau enggak gentayangan nanti gimana. Nyusahin orang yang malam-malam sering lewat sini kan, buat aku merinding deh…?”, Ungkapku

“Bukan mas, bukan seperti itu, hanya saja Keyakinan akan masih adanya kepedulian dan keberanian seseorang, sekedar mempertaruhkan hidupnya demi aku, membuat keyakinan itu sedikitpun tiada tergoyahkan”, Ungkapnya.

Gila, orang ini gila, Pikirku.. tapi ada sisi menariknya..

“Aku Avilla, mas, Maaf lupa tidak memperkenalkan diri sedari tadi.”, Ungkapnya polos.

“Herman.., Herman Aditya..”, Ungkapku memperkenalkan nama juga.

“Semoga kita lekas bertemu kembali.., mass.. aku harap begitu, jika tidak memberatkan tentunya, sudi kiranya mas bersedia menemui aku kembali”, Ungkapnya.

“Aaahh, kenapa harus bertemu kembali, ketemu sama orang yang hampir membuat aku mati juga. Bahkan sukarang udah Nyungsep, terus nanti kalau ketemu mau dikasih pengalaman apa lagi, haaha….”, ejek ku.

“Tentunya kita bisa bertemu di waktu, tepat dan suasana yang lebih baik, mas.., ini alamat ku mas, sudi kiranya untuk mampir kerumah, sekedar untuk menyapa kedua orang tua, atau bertemu aku tentunya”, Ungkapan polos, sembari menyodorkan alamat rumahnya.

“Oooh iya tentu,..”, bibir aku rasanya mulai kehabisan kata.

Tidak begitu lama dia memutuskan pergi, namun Keyakinan itu pasti akan membuat aku kembali, entahlah.. Sesuatu yang tidak pernah aku mengerti sejak awal. Itu kiranya yang membuat aku tertarik dengan Perempuan itu. Mungkin dan tidak mungkin siapa yang tahu,. Tuhan pun juga yang menuliskan alur ceritanya, serasa masih belum bersedia memberikan bocoran akhirannya.

Part 1

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*


sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop sex shop